Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Koalisi Parpol

Pengamat: Secara de Facto KIB Sudah Bubar, Nilai Golkar Mulai Merapat ke Prabowo Subianto

Pasca Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memilih mendeklarasikan Ganjar Pranowo menjadi Capres. Membuat PAN dan Partai Golkar mulai mencari rekan

Editor: Aswin_Lumintang
Dok. Istimewa
PPP Minta Jatah Cawapres setelah Dukung Ganjar Pranowo sebagai Capres Pilpres 2024. Potret momen Ganjar Pranowo berfoto bersama politisi PPP. 

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga menegaskan bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) tetap solid.

"Kita ini semua koalisi KIB pada malam hari ini terlihat kita solid, guyub dan rukun," kata Airlangga.

Dalam pertemuan ini juga, Airlangga menyebut telah mendengar semua penjelasan dari Muhamad Mardiono terkait dengan pengusungan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

Airlangga menyatakan, pihaknya termasuk KIB menghormati keputusan setiap internal partai termasuk soal pengusungan capres.

"Malam hari ini tentu kami mendapatkan penjelasan dari ketua umum PPP terkait dengan hasil rapimnas dan tentunya kami mengapresiasi mekanisme yang ada di partai persatuan pembangunan dan masing-masing partai," tegas Airlangga.

Dengan begitu, Airlangga memastikan bahwa kedepan masih akan ada pembahasan terhadap para ketua umum KIB termasuk pembahasan soal wacana koalisi besar.

Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Khoirul Umam menilai, statemen elite Partai Golkar, PAN dan PPP yang mengklaim Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih solid, sebenarnya merupakan ekspresi panik akibat semakin terbukanya akar faksionalisme di internal KIB.

Menurut Umam, sebagai sebuah koalisi, Golkar, PAN dan PPP seharusnya memiliki mekanisme baku dalam penentuan Capres secara bersama-sama.

"Sangat tidak lazim jika ada partai anggota koalisi, mengatasnamakan kedaulatan partainya, lalu menentukan tokoh Capresnya masing-masing dan secara terpisah-pisah," kata Khoirul Umam kepada Tribun Network, Jumat (28/4).

Uman menjelaskan, secara teoretik, koalisi menghendaki adanya kerjasama berbasis kesepahaman, negosiasi dan kompromi, untuk mendapatkan kesepakatan-kesepakatan kolektif.

Jadi, jika ada partai-partai anggota koalisi yang bebas bergerak sendiri-sendiri, maka sejatinya itu menjadi pertanda gagal atau bubarnya sebuah koalisi.

Dengan kata lain, pasca manuver PPP yang secara terpisah mendukung pencapresan Ganjar Pranowo, maka KIB sejatinya kini tengah berada dalam masa-masa kritis.

"Secara de facto, KIB sudah bubar," ujarnya.

Baca juga: Airlangga Hartarto Ajak SBY Bertemu, Demokrat Tegaskan Capres Tetap Anies Baswedan

Namun secara de jure, merujuk pada poin-poin kesepakatan koalisi yang ditandatangani tiga pimpinan partai, maka KIB secara resmi akan dinyatakan bubar jika PAN dan Golkar memiliki pilihan Capres yang berbeda dari PPP.

"Merujuk pada komunikasi politik yang dinamis saat ini, Golkar tampaknya semakin menunjukkan kedekatannya dengan Gerindra yang akan mencapreskan Prabowo Subianto," kata Umam.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved