Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sejarah

Sejarah Hubungan Mesra Republik Indonesia dan Uni Soviet, Berawal dari Pegakuan Kedaulatan

Baik Bung Karno maupun Khrushchev mempunyai pandangan yang sama tentang perdamaian dunia dan gerakan non-blok.

Editor: Rizali Posumah
Kompas
Perdana Menteri Uni Soviet Nikita Krushchev dan Presiden Republik Indonesia Soekarno 

Khrushchev menyaksikan pembukaan Stadion Gelora Bung Karno, yang merupakan salah satu proyek kerjasama antara Indonesia dan Uni Soviet.

Khrushchev juga menyampaikan pidato di hadapan rakyat Indonesia di Lapangan Monas.

Hubungan Indonesia dan Uni Soviet tetap terjaga meskipun mengalami beberapa pasang surut akibat perubahan politik di kedua negara.

Hubungan ini menjadi salah satu bukti bahwa Indonesia mampu menjalin kerjasama dengan berbagai negara tanpa harus memihak atau tunduk kepada salah satu blok.

Hubungan ini juga menjadi warisan sejarah yang patut dihormati dan dilestarikan.

Hubungan Indonesia dan Uni Soviet tidak selalu mulus. Setelah terjadinya Gerakan 30 September 1965, yang diduga melibatkan Partai Komunis Indonesia (PKI), hubungan dengan Uni Soviet mengalami kemunduran.

Presiden Soeharto, yang menggantikan Soekarno, mengambil sikap anti-komunis dan lebih mendekatkan diri dengan Amerika Serikat dan negara-negara Barat.

Meskipun demikian, hubungan Indonesia dan Uni Soviet tidak terputus sama sekali.

Pada tahun 1967, Indonesia dan Uni Soviet menandatangani perjanjian kerjasama ekonomi dan teknis.

Pada tahun 1973, Indonesia dan Uni Soviet menandatangani perjanjian kerjasama di bidang perdagangan, perikanan, dan pelayaran.

Pada tahun 1989, Presiden Soeharto melakukan kunjungan kenegaraan ke Uni Soviet dan bertemu dengan Presiden Mikhail Gorbachev.

Hubungan Indonesia dan Uni Soviet berubah menjadi hubungan Indonesia dan Rusia setelah runtuhnya Uni Soviet pada tahun 1991.

Hubungan ini terus berkembang seiring dengan perubahan situasi politik dan ekonomi di kedua negara.

Indonesia dan Rusia menjalin kemitraan strategis pada tahun 2003, yang mencakup kerjasama di bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial-budaya, serta isu-isu regional dan internasional.

Hubungan Indonesia dan Rusia saat ini berada pada tingkat yang baik dan saling menguntungkan.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved