Tajuk Tamu
Makna dan Sejarah Qing Ming
Saat ini umat Khonghucu sedang melaksanakan kewajiban ibadah kepada para leluhur, orangtua dan keluarga yang telah meninggal dunia.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Chintya Rantung
Ws Sofyan Jimmy Yosadi, SH, Advokat dan Pengurus Pusat Dewan Pakar Matakin (Majelis Tinggi Agama Khonghucu Indonesia)
TRIBUNMANADO.CO.ID - Saat ini umat Khonghucu sedang melaksanakan kewajiban ibadah kepada para leluhur, orangtua dan keluarga yang telah meninggal dunia.
Berkaitan dengan hari raya keagamaan Khonghucu yang disebut Qing Ming atau Cheng Beng, dialek Manado menyebutnya Cumbeng.
qīng artinya bersih dan míng artinya terang. Maknanya saat bersembahyang sujud syukur, suasana hati dalam keadaan terang & bersih.
Sembahyang biasanya dilaksanakan setiap tanggal 4-5 April setiap tahun.
Dan kini ditafsirkan dilakukan persembahyangan dan ziarah ke makam bisa dilaksanakan 10 hari menjelang dan atau 10 hari sesudah tanggal 4 atau 5 April.
Saat itu umumnya cuaca terang dan bersih bahkan panas terik.
Salah seorang murid Nabi Agung Kong Zi yang bernama Zeng Zi (Cing Cu) berkata: “Hati-hatilah saat orang tua meninggal dunia dan janganlah lupa memperingati sekalipun telah jauh. Dengan demikian rakyat akan kembali tebal Kebajikannya”.
Ayat suci ini tersurat dalam salah satu kitab suci agama Khonghucu yakni Kitab Sì Shū (Kitab Suci Yang Empat) khususnya dalam Kitab Lun Yu (Sabda Suci) Jilid I : 9.
Berziarah ke makam dan bersembahyang kepada leluhur, orangtua dan keluarga adalah perintah agama Khonghucu sebagai wujud laku bakti (Xiao) seorang anak terhadap orang tua atau leluhur dan keluarga, karena tanpa adanya mereka maka tidak ada kita di atas dunia ini.
Seumpama pohon, janganlah sampai kita melupakan akarnya. Tidak ada manusia yang terlahir ke atas dunia ini tanpa melalui orangtua.
Mengembangkan sikap laku bakti (Xiao) merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Tersurat dalam Kitab Xiao Jing (Kitab Bakti) : “Laku bakti itulah Pokok Kebajikan dan daripadanya ajaran agama akan berkembang."
“Di antara watak-watak yang terdapat di antara langit dan bumi, sesungguhnya manusialah yang termulia.
Di antara perilaku manusia tiada yang lebih besar daripada Laku bakti (Xiao).
Di dalam Laku Bakti tiada yang lebih besar daripada penuh hormat dan memuliakan orangtua. Hormat memuliakan orangtua itu tiada yang lebih besar daripada selaras dan harmonis kepada Tuhan, Huang Tian”
Konsekuensi Pembatalan Presidential Threshold |
![]() |
---|
Patronase Birokrasi: Antara Netralitas dan Keterpaksaan ASN Bumi Nyiur Melambai |
![]() |
---|
Gerakan Alumni Peduli FK Unsrat: Seratus Ribu Berjuta Makna |
![]() |
---|
Manfaat Penggunaan QRIS untuk Pelaku UMKM di Manado Sulawesi Utara |
![]() |
---|
Peran Generasi Millenial, Smart Agriculture dalam Kedaulatan Pangan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.