Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Virus Corona

Temuan Baru Asal-Usul Virus Corona Covid-19 Mengarah ke Anjing Rakun di China

Temuan baru soal asal-Usul virus corona Covid-19 menunjukkan awalnya dari anjing rakun di China, dekat tempat kasus positif pertama.

Editor: Frandi Piring
AFP/Hector RETAMAL
Temuan Baru soal Asal-Usul Virus Corona Covid-19 Mengarah ke Anjing Rakun di China. 

Tedros mengatakan, para ilmuwan baru-baru ini mengunggah sekuens genetika Covid-19 ke Pusat Pengendalian

dan Pencegahan Penyakit China (Chinese Center for Disease Control and Prevention/China CDC), basis data umum virus terbesar di dunia.

Data-data itu kemudian dihapus. Namun, seorang ahli biologi Perancis tak sengaja menemukan data itu

dan membagikannya ke kelompok ilmuwan di luar China, yang meneliti asal-usul virus corona.

Data menunjukkan bahwa beberapa sampel positif Covidyang dikumpulkan dari sebuah kios yang memperdagangkan hewan-hewan liar, juga mengandung gen anjing rakun.

Menurut para ilmuwan, temuan itu mengindikasikan hewan-hewan mungkin sudah terinfeksi virus corona.

“Ada kemungkinan bahwa hewan-hewan yang menyimpan DNA tersebut, juga menyimpan virus itu,” kata Stephen Goldstein, pakar virus dari Universitas Utah yang ikut menganalisa data.

Jenis anjing rakun mendapat julukan itu karena wajahnya yang mirip rakun. 

Anjing rakun biasanya diternakan untuk diambil bulunya dan dijual dagingnya di pasar-pasar di seluruh China.

Data belum pasti tapi penting

Ray Yip, pakar epidemiologi, mengatakan bahwa penemuan-penemuan tersebut tetap penting, meski belum pasti. Yip adalah adalah satu pendiri kantor Pusat Pengendalian Penyakit AS di China.

“Data sampel lingkungan pasar yang dirilis oleh China CDC sejauh ini adalah bukti paling kuat untuk mendukung (teori) virus berasal dari hewan,” kata Yip kepada Associated Press melalui surel. Dia tidak terkait dengan analisis baru.

Ketua teknis Covid-19 WHO, Maria Van Kerkhove, memperingatkan bahwa analisis itu tidak menemukan virus di dalam hewan manapun dan tidak menemukan bukti kuat bahwa hewan-hewan menulari manusia.

“Apa yang ini (analisis) sajikan adalah petunjuk-petunjuk untuk membantu kita memahami apa yang mungkin sudah terjadi,” kata van Kerkhove.

Van Kerkhove menambahkan, kelompok internasional itu sudah memberitahu WHO bahwa mereka menemukan DNA dari hewan lain dan juga anjing rakun dalam sampel dari pasar makanan laut.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved