Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sangihe Sulawesi Utara

Aktif Sampaikan Protokol Kesehatan, Babinsa Dampingi Posyandu di Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara

Babinsa Koramil Tabukan Selatan turut mendampingi posyandu di Kepulauan Sangihe. Ia mendukung orangtua memeriksakan kesehatan anak.

Penulis: Nelty Manamuri | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Babinsa Koramil Tabukan Selatan
Pendampingan babinsa dalam posyandu di Kampung Tabsel, Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara. 

Untuk tahun 2022 angka stunting di Sangihe menjadi 4,27 persen atau turun 4,03 persen dari tahun 2021.

Sesuai data E-PPGBM yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Sangihe, hasil pengukuran stunting di 17 puskesmas Sangihe, pada bulan Februari 2022 total ada 308 kasus.

Selanjutnya pengukuran di Agustus 2022 turun menjadi 278 kasus dengan persentase 4,27 persen.

Penjabat Bupati Kepulauan Sangihe, Rinny Tamuntuan, merasa sangat bersyukur ada penurunan kasus stunting di Sangihe.

Namun dia tetap meminta perhatian dan keterlibatan semua pihak, baik dari penanganan tenaga dokter spesialis seperti dokter kehamilan sampai pada kelahiran anak.

Baca juga: Dulu Terkenal Lokasi Esek-esek, Kini TKB Kembali Lurus, Jadi Icon Wisata Manado Perekat Silahturahmi

Baca juga: Hasil Sementara Timnas U20 Indonesia vs Irak: Gawang Garuda Kebobolan di Babak Pertama

Asupan gizi dari tenaga gizi dan juga kondisi psikologi itu sangat penting perannya dalam percepatan pencegahan dan penurunan angka stunting di Sangihe.

“Kerja sama pemerintah kabupaten, kecamatan, sampai di tingkat kampung, kelurahan, serta puskesmas sangat dibutuhkan. Agar target penurunan stunting hingga 14 persen di tahun 2024 dari pemerintah pusat dapat tercapai,” tegas Rinny Tamuntuan.

Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Daerah (PPKBD) Sangihe, dr Jopy Thungari MKes, selaku Ketua Tim Audit Kasus Stunting Sangihe menjelaskan, dalam setahun tim melakukan pengukuran dua kali, yakni di bulan Februari dan Agustus.

“Jadi setiap kali pengukuran di wilayah 17 puskesmas telah terjadi penurunan angka kasus stunting di Kabupaten Kepulauan Sangihe. Dan saat ini masih dilakukan rembuk stunting di kecamatan untuk menggalang komitmen dari seluruh stakeholder agar peduli serta mencari faktor yang menjadi penyebab sampai timbulnya stunting di wilayah tersebut,” jelas Jopy Thungari.

Jopy Thungari juga meminta para kapitalaung atau kepala kampung agar mengalokasikan lewat dana desa terkait program penanggulangan stunting di desa-desa.

ilustrasi stunting
ilustrasi stunting (Serambi Indonesia - Tribunnews.com)

“Misalnya dalam pemberian makanan tambahan ataupun memperhatikan pekerjaan dari kader-kader tim pendamping keluarga, supaya bisa teratasi semuanya,” ujar Jopy Thungari.(*)

Baca berita lainnya di: Google News.

Berita terbaru Tribun Manado: klik di sini.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved