Gempa Turki
Gempa M 7.8 di Turkiye dan Suriah, Jumlah Korban Meninggal Sudah Mencapai 50.000 Jiwa
Update dampak gempa M 7.8 di Turki dan Suriah. Korban meninggal dunia mencapai 50.000 jiwa.
Presiden Turkiye Tayyip Erdogan telah menjanjikan pertanggungjawaban.
Menurut laporan beberapa media lokal, termasuk TRT Haber, Wali Kota Distrik Nurdagi termasuk di antara mereka yang ditangkap di provinsi Gaziantep sebagai bagian dari penyelidikan atas bangunan yang runtuh dalam gempa.
Turkiye Bangun Kembali Rumah untuk 1,5 Juta Warga Terdampak Gempa
Turkiye telah mulai bekerja untuk membangun kembali rumah-rumah setelah gempa bumi dahsyat yang terjadi bulan ini.
Hal ini disampaikan seorang pejabat pemerintah pada Jumat, ketika gabungan jumlah korban tewas di Turkiye dan Suriah melampaui 50.000.
Lebih dari 160.000 bangunan berisi 520.000 apartemen runtuh atau rusak parah akibat gempa bumi 6 Februari yang menewaskan puluhan ribu orang di Turkiye dan negara tetangga Suriah.
Dilansir dari , Otoritas Manajemen Bencana dan Darurat (AFAD) mengumumkan jumlah korban tewas di Turkiye akibat gempa bumi naik menjadi 44.218 pada Jumat (24/2/2023) malam.
Dengan jumlah korban tewas terbaru yang diumumkan Suriah sebanyak 5.914, jumlah korban tewas gabungan di kedua negara naik menjadi di atas 50.000.
Menghadapi pemilihan dalam beberapa bulan, Presiden Turkiye Tayyip Erdogan telah berjanji untuk membangun kembali rumah dalam waktu satu tahun.
Ini meskipun para ahli mengatakan pihak berwenang harus mengutamakan keselamatan sebelum mempercepat.
Beberapa bangunan yang dimaksudkan untuk menahan getaran runtuh akibat gempa bumi terbaru.
"Untuk beberapa proyek, tender dan kontrak telah dilakukan. Prosesnya berjalan sangat cepat," kata pejabat tersebut, yang berbicara tanpa menyebut nama, menambahkan tidak akan ada kompromi pada keselamatan.
Pihak berwenang mengatakan tenda telah dikirim untuk banyak tunawisma, tetapi orang-orang melaporkan kesulitan mengaksesnya.
"Saya punya delapan anak. Kami tinggal di tenda. Ada air di atas (tenda) dan tanah lembab. Kami meminta tenda lagi dan mereka tidak memberikannya kepada kami," kata Melek, 67 tahun, yang sedang mengantri untuk mengumpulkan bantuan di luar sekolah menengah atas di kota Hassa.
Sekolah tersebut digunakan sebagai pusat distribusi bantuan oleh sekelompok relawan bernama Interrail Turkey.
Seorang relawan, Sumeyye Karabocek, mengatakan kekurangan tenda tetap menjadi masalah terbesar.( SerambiNews.com )
Baca Berita Lainnya di: Google News
Berita Terbaru Tribun Manado: Klik Link
| Dua WNI Korban Tewas Gempa Turki akan Dimakamkan di Indonesia, Sempat Hilang Beberapa Hari |
|
|---|
| Gempa Susulan Guncang Turki Magnitudo 6,4 SR, 3 Orang Tewas, Lebih 200 Korban Luka |
|
|---|
| Gempa Guncang Turki Magnitudo 6,4 SR, Bangunan Rusak |
|
|---|
| Akhirnya Terungkap Identitas 2 Jenazah WNI Korban Gempa Turki |
|
|---|
| Update Gempa Turki 2023, Sudah 28.192 Orang Tewas, Paling Dahsyat dari 7 Kejadian Sebelumnya |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.