Bupati Sitaro Tinjau Lokasi Terdampak Lahar Dingin Gunung Api Karangetang di Kecamatan Sibarut

TRIBUBMANADO.CO.ID, SITARO - Sejumlah wilayah di Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro), Sulawesi Utara, terdampak lahar dingin Gunung Api Karangetang.

Selain di Kelurahan Bebali melalui Kali Batuawang, beberapa wilayah di Kecamatan Siau Barat Utara (Sibarut) juga sempat dihantam material lahar dingin dari gunung berketinggian 1784 itu.

Hal ini pun menuai atensi khusus Bupati Sitaro, Evangelian Sasingen, yang turun langsung meninjau lokasi-lokasi terdampak banjir lahar dingin tersebut.

Setelah sebelumnya melihat kondisi di jembatan Batuawang di Kelurahan Bebali, Evangelian Sasingen juga mendatangi beberapa wilayah di Kecamatan Sibarut pada Kamis (16/2/2023) pagi.

Beberapa wilayah yang dikunjungi Evangelian Sasingen bersama Wakil Bupati Sitaro, John Palandung, yakni Kampung Lehi di Kecamatan Siau Barat dan perbatasan Kampung Kinali dan Kampung Mini di Kecamatan Sibarut.

Pantauan tribunmanado.co.id, Evangelian Sasingen dan rombongan tiba di lokasi pertama, yakni di Kali Timbelang Kampung Lehi sekira pukul 09.00 Wita dan bertemu dengan masyarakat setempat.

Baca juga: Chord Gitar Rindu Rumah - Wizz Baker, Kunci Lagu A Waktu Mengajakku Tumbuh Dewasa

Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Malam, Seorang Polisi Tewas, Korban Tabrak Dump Truk

Selanjutnya, rombongan bergerak ke Kali Nanitu dan Kali Sepe di perbatasan Kampung Kinali dan Kampung Mini.

Mengenakan seragam oranye ciri khas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Evangelian Sasingen bertemu dengan sejumlah kapitalau (kepala desa) dan Camat Sibarut.

Kesempatan itu, Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Sulawesi Utara itu mengimbau supaya warga terus meningkatkan kewaspadaan, apalagi saat musim hujan.

"Beberapa kali ini menjadi langganan banjir lahar dingin. Karena itu pemerintah baik di kecamatan maupun desa harus proaktif untuk mengimbau masyarakat supaya berhati-hati melintas," kata Evangelian Sasingen.

Ia juga menyerukan, dari dana desa nantinya bisa dianggarkan dana darurat, sehingga ketika terjadi bencana penanganan di tingkat desa menjadi lebih cepat.

"Artinya dana ini bisa mencover ketika terjadi bencana saat itu juga, sehingga penanganan akan lebih cepat, karena bisanya pemerintah kabupaten akan menangani banyak bencana dan butuh waktu," katanya.