Opini
Menguatkan Tradisi, Meleburkan Imaji: Membangun IAIN Manado dari Pinggiran
Catatan dari Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam ini dalam rangka menyambut suksesi Rektor IAIN Manado.
Pertanyaan kemudian, bagaimana mengoperasionalisasi ‘ideologi keilmuan’ ini dalam konteks tata kelola kampus IAIN Manado ke depan?
Menurut saya, ada beberapa poin-poin penting yang bisa menjadi alas pikir. Pertama, perlunya konsolidasi internal: penguatan internal dibutuhkan untuk me-redesign ulang kesemrautan internal kampus yang tidak memiliki arah tata kelola yang jelas.
Civitas akademika harus kembali sadar dengan fungsi dan tujuannya berada di dalam kampus. Ini tentu tidak mudah.
Perlu ada reformasi birokrasi dari zona nyaman ke zona bahagia. Kedua, perlunya financial planning yang adil dan tepat sasaran.
Baca juga: Akademisi IAIN Manado: Akar Rumput Cenderung Pilih Calon yang Bisa Beri Untung Langsung di Pilpres
Perencanaannya seharusnya dimulai dari kebutuhan program studi (prodi). Karena prodi-lah yang menjadi ujung tombak dari segala aktivitas akademik.
Ketiga, penguatan capacity building mahasiswa. Life skill dan kecakapan digital sangat dibutuhkan mahasiswa saat ini.
Apapun prodinya, tanpa life skill dan kecakapan digital, dipastikan akan suram masa depannya. Tentu semua ini dibingkai dengan kekuatan akhlak dan moralitas.
Keempat, penguatan jaringan lokal dan internasional IAIN Manado. Sejatinya perlu lebih banyak berkontribusi bagi pengembangan pembangunan daerah.
Hal ini bisa dilakukan, jika sekiranya kampus punya hubungan emotional-interconnection dengan pemerintah daerah.
Tanpa supporting dari pemerintah daerah, jangan harap kampus bisa maju.
Lebih jauh dari itu, international connections dibutuhkan tidak hanya networking, tetapi kemampuan civitas akademika meyakinkan pihak luar untuk mau bekerjasama dengan kampus kita.
Tentu, ini butuh upaya yang serius, terutama supporting anggaran terkait networking access.
Baca juga: Cerita Non-muslim Lulusan Pertama IAIN Manado, Herkulaus Mety: Jika Saling Kenal Tak Ada Prasangka
Saya kira secara ringkas, keempat alas pikir di atas bisa menjadi semacam pengantar visi perjuangan saya ketika menjadi Rektor IAIN Manado ke depan.
Tentu, masih banyak hal yang perlu dilakukan nantinya ke depan. Saya menyadari bahwa menjadi Rektor IAIN Manado bukan hal yang mudah dan gampang.
Saya perlu dukungan tim kerja yang mumpuni di bidangnya masing-masing. Saya meyakini, kapasitas dan kompetensi kolega saya di IAIN Manado tidak bisa diragukan.
Oleh karena itu, saya optimis dan penuh keyakinan dan keikhlasan.
Dengan tangan terkepal dan maju kemuka, saya akan memenangkan pertarungan ini. wallahul muwafiq ila aqwamith thariq. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.