Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

PDAM Minut

Pertaruhkan Jabatan Demi Gaji Karyawan PDAM Minut, Selvana Wuntu: Ada Anak Putus Sekolah

Selvana Wuntu memilih memperjuangkan gaji karyawan PDAM Minut yang belum dibayar. Ia rela mengorbankan jabatannya.

Penulis: Fistel Mukuan | Editor: Isvara Savitri
Tribunmanado.co.id/Istimewa
Sekretaris PDAM Minut, Selvana Wuntu. 

Katanya, karyawan akan merasa lebih bersemangat jika mengerjakan sesuatu sesuai dengan keahlian dan passion-nya, meski saat ini dituntut untul mengerjakan banyak hal dalam satu waktu.

"Setidaknya karyawan merasa senang dan bahagia merasa dihargai, dengam sesuatu yang memang dia hargai. Dan paling utama kepuasan dalam bekerja adalah indikator paling penting di era saat ini," tambahnya.

Di tengah kondisi PDAM Minut yang terguncang seperti saat ini, perusahaan diharapkan dapat memilih orang yang tepat untuk mengerjakan tugas tertentu.

Penjelasan Roland Maringka

Dirut PDAM Minut Roland Maringka.
Dirut PDAM Minut Roland Maringka. (Roland Maringka)

Direktur Utama PDAM Minahasa Utara Roland Maringka menjelaskan mengakui sejumlah karyawannya belum menerima gaji beberapa bulan.

"Karyawan harus produktif, jangan duduk-duduk di rumah lalu tiap bulan minta gaji," ucap Roland Maringka kepada pers, pekan lalu.

Kata dia, di luar tunggakan besar, tapi harus sepakat produktifitas dinaikkan.

"Jangan sampai pencatat meter tidak turun langsung, saat akhir bulan minta gaji dan terus berkelipatan begitu," tuturnya.

Roland Maringka menyebut, dirinya selalu memprioritaskan karyawan.

Tidak seperti yang disampaikan bahwa dirinya sudah terima gaji dan karyawan tidak.

Maringka katakan, total karyawan di PDAM saat dirinya masuk ada 114 orang.

"Tapi sudah ada beberapa pensiun. Sekarang tersisa sekitar 89 orang," ujar dia.

Dikatakannya lagi, efisien kerja di PDAM sebenarnya hanya 45 karyawan dan sudah lama begitu.

"Saya coba siasati dengan menaikan jumlah sambungan dan tidak merekrut karyawan baru, sambil menunggu karyawan pensiun. Otomatis karyawan bisa berkurang," tegasnya.

Maringka menyebut, sebenarnya masalah ini bawaan dulu. Saat dirinya memimpin sudah ada kesepakatan.

"Saya buat kesepakatan saat memimpin akan membayar sesuai periode saya. Tapi kata dia, karyawan malah maunya supaya dibayar dari belakang.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved