Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bursa Capres

Pengamat: Pilih Capres tak Cukup Elektoral Mumpuni tapi Kompetensi dan Kapasitas Figur

Di era saat ini survei seakan menjadi penentu dominan dalam menentukan figur yang akan dicalonkan baik untuk wakil rakyat maupun Calon Presiden

Editor: Aswin_Lumintang
Pangi Syarwi Chaniago
Pangi Syarwi Chaniago, Analis Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Di era saat ini survei seakan menjadi penentu dominan dalam menentukan figur yang akan dicalonkan baik untuk wakil rakyat maupun Calon Presiden di Pemilu 2024 nanti.

Menyikapi hal ini banyak kalangan menyebutkan, terutama untuk figur Capres jangan hanya mengandalkan popularitas dan elektabilitas, melainkan kemampuan dan kapasitas dari bakal calon presiden.

Hal ini penting, sehingga bangsa Indonesia mendapatkan pemimpin yang mampu menjawab dan membawa bangsa ini lebih baik lagi.

Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, popularitas tidak lantas menjadi satu-satunya ukuran dalam menentukan calon pemimpin bangsa. 

Popularitas dan elektabilitas calon pemimpin bangsa juga harus dibarengi dengan kompetensi dan kapasitas sebagai pemimpin.

Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical)
Ketua Dewan Pembina Partai Golkar, Aburizal Bakrie (Ical) (Tribunnews.com/ Rizal Bomantama)

Hal itu disampaikan Pangi menanggapi pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie.

Menurut Pangi, pernyataan Ical tersebut sebagai bentuk optimisme bagi Partai Golkar.

"Saya sependapat dengan Aburizal Bakrie bahwa kita tidak cukup hanya dengan racikan elektoral untuk menjadi barometer dalam memutuskan calon presiden," kata Pangi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (2/1/2023).

Menurutnya, popularitas dan elektabilitas calon pemimpin bangsa juga harus dibarengi dengan kompetensi dan kapasitas sebagai pemimpin yang negarawan. 

Jika hanya mengandalkan elektabilitas tanpa kapasitas, dikhawatirkan akan memunculkan masalah bangsa di kemudian hari.

"Di satu sisi, elektabilitas menjadi penting karena menjadi modal untuk menang. Tapi di sisi lain, ketika mereka tidak punya kompetensi, tidak punya kapasitas menjadi pemimpin, negarawan yang bisa mengayomi seluruh lapisan elemen warga negara. Itu juga akan menjadi masalah di kemudian hari," ucapnya.

Baca juga: 27 Kasus Curanmor Terjadi di Manado, Barang Bukti Dijual ke Minahasa hingga BMR Sulawesi Utara

Baca juga: Radio Polisi Diletakkan Khusus di Command Centre Pemkot Manado Sulawesi Utara

Pangi menilai pernyataan itu tidak lantas harus dimaknai sebagai pesan terhadap Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang saat ini juga dimajukan sebagai calon presiden (capres) dari Partai Golkar. 

Saat ini, elektabilitas Airlangga pun masih harus didongkrak dan dirtingkatkan oleh kader partai berlambang beringin itu.

Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie meminta agar seorang calon presiden (capres) yang dipilih maju untuk Pilpres 2024 tidak hanya berdasarkan tingkat popularitasnya saja.

Aburizal mengatakan, seorang capres haruslah pemimpin yang bisa mengayomi bangsa.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved