Bursa Capres
Pengamat: Pilih Capres tak Cukup Elektoral Mumpuni tapi Kompetensi dan Kapasitas Figur
Di era saat ini survei seakan menjadi penentu dominan dalam menentukan figur yang akan dicalonkan baik untuk wakil rakyat maupun Calon Presiden
TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Di era saat ini survei seakan menjadi penentu dominan dalam menentukan figur yang akan dicalonkan baik untuk wakil rakyat maupun Calon Presiden di Pemilu 2024 nanti.
Menyikapi hal ini banyak kalangan menyebutkan, terutama untuk figur Capres jangan hanya mengandalkan popularitas dan elektabilitas, melainkan kemampuan dan kapasitas dari bakal calon presiden.
Hal ini penting, sehingga bangsa Indonesia mendapatkan pemimpin yang mampu menjawab dan membawa bangsa ini lebih baik lagi.
Direktur Eksekutif Voxpol Center Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, popularitas tidak lantas menjadi satu-satunya ukuran dalam menentukan calon pemimpin bangsa.
Popularitas dan elektabilitas calon pemimpin bangsa juga harus dibarengi dengan kompetensi dan kapasitas sebagai pemimpin.
Hal itu disampaikan Pangi menanggapi pernyataan Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie.
Menurut Pangi, pernyataan Ical tersebut sebagai bentuk optimisme bagi Partai Golkar.
"Saya sependapat dengan Aburizal Bakrie bahwa kita tidak cukup hanya dengan racikan elektoral untuk menjadi barometer dalam memutuskan calon presiden," kata Pangi dalam keterangannya di Jakarta, Senin (2/1/2023).
Menurutnya, popularitas dan elektabilitas calon pemimpin bangsa juga harus dibarengi dengan kompetensi dan kapasitas sebagai pemimpin yang negarawan.
Jika hanya mengandalkan elektabilitas tanpa kapasitas, dikhawatirkan akan memunculkan masalah bangsa di kemudian hari.
"Di satu sisi, elektabilitas menjadi penting karena menjadi modal untuk menang. Tapi di sisi lain, ketika mereka tidak punya kompetensi, tidak punya kapasitas menjadi pemimpin, negarawan yang bisa mengayomi seluruh lapisan elemen warga negara. Itu juga akan menjadi masalah di kemudian hari," ucapnya.
Baca juga: 27 Kasus Curanmor Terjadi di Manado, Barang Bukti Dijual ke Minahasa hingga BMR Sulawesi Utara
Baca juga: Radio Polisi Diletakkan Khusus di Command Centre Pemkot Manado Sulawesi Utara
Pangi menilai pernyataan itu tidak lantas harus dimaknai sebagai pesan terhadap Ketum Golkar Airlangga Hartarto yang saat ini juga dimajukan sebagai calon presiden (capres) dari Partai Golkar.
Saat ini, elektabilitas Airlangga pun masih harus didongkrak dan dirtingkatkan oleh kader partai berlambang beringin itu.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie meminta agar seorang calon presiden (capres) yang dipilih maju untuk Pilpres 2024 tidak hanya berdasarkan tingkat popularitasnya saja.
Aburizal mengatakan, seorang capres haruslah pemimpin yang bisa mengayomi bangsa.
| Demokrat Ingatkan Presiden dan Menteri tak Boleh Titip Nama Capres-Cawapres ke Parpol, Urus Rakyat |
|
|---|
| Pengamat: Anies Baswedan Akan Abaikan Perjanjian dengan Prabowo, Ungkap Efek saat Pencapresan |
|
|---|
| Anies Baswedan Bungkam Soal Perjanjian dengan Prabowo dan Sandiaga Uno, Sebut Dasco Pegang Dokumen |
|
|---|
| Nasib Ganjar Pranowo Menggantung, Anies Baswedan dan Prabowo Tarung di Pilpres 2024 |
|
|---|
| Petinggi Demokrat Hadir saat PKS Nyatakan Mendukung Anies Capres, NasDem tak Hadir tapi Mendukung |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/pangi-syarwi-chaniago-analis-politik.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.