Memilih Damai
Politik Identitas Tak Terlalu Berpengaruh, Milenial Cenderung Melihat Popularitas Kandidat
Politik identitas dinilai tidak berpengaruh terhadap kaum milenial. Kaum milenial cenderung melihat popularitas kandidat.
"Mengingat Indonesia sudah memasuki industri 5.0, yaitu digitalisasi, di mana media sosial sangat berpengaruh, pertanyaannya, bagaimana mengubah persepsi masyarakat terkait politik identitas yang mayoritas presiden berasal dari Jawa?” tanya Rian.
Merespons hal itu, Triono menjelaskan pola pendidikan politik sangat penting agar masyarakat tidak pragmatis.
"Melalui pendidikan politik yang masif dan tidak hanya dilakukan menjelang pemilu," ujarnya.
Segmen terakhir membahas tentang solusi agar pemilu berjalan lancar. Robi Cahyadi menyampaikan, KPU dan Bawaslu sebaiknya lebih mempublikasikan mengenai rekam jejak seluruh kandidat.
"Seluruh kandidat harus dipaparkan perjalanannya. Apakah dia pernah jadi napi atau pernah melakukan hal-hal yang tidak baik, ini disampaikan kepada masyarakat," jelasnya.

Selain itu, Robi menilai partai politik mesti lebih selektif dalam menentukan calon presiden dan wakil presiden.
"Caranya bagaimana? Partai lebih melakukan pelacakan calon kepala daerah terbaik, lalu direkomendasi menjadi calon presiden. Jangan dimunculkan calon-calon yang hanya memiliki finansial. Tapi betul-betul dicari yang terbaik," jelasnya.(*)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Politik Identitas Disebut Tak Terlalu Berpengaruh terhadap Milenial.
Baca berita lainnya di: Google News.