Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Gempa Cianjur Perspektif Sains dan Islam

Cianjur memang terkenal sebagai daerah rawan gempa karena dilalui sesar Cimandiri yang merupakan patahan geser aktif sepanjang 100 kilometer.

Dokumen Andi Muh. Akhyar,
Andi Muh. Akhyar,M.Sc, Direktur Sekolah Astronomi Islam Indonesia dan Dosen Fisika Universitas Negeri Gorontalo) 

Oleh: Andi Muh. Akhyar,M.Sc
Dosen Fisika Universitas Negeri Gorontalo

Perspektif Sains
Senin (21/11/2022), Gempa bumi 5,6 skala rikter mengguncang bagian Barat pulau Jawa. Tepatnya di daratan Cianjur dengan kedalaman 10 km.

Menurut data Badan Nasional Penaggulangan Bencana atau BNPB bahwa hingga hari Selasa (22/11/2022) pukul 17.00 WIB, terdapat 268 korban meninggal, 151 korban hilang, dan 1.083 mengalami luka-luka.

Diperkirakan 58.362 orang mengungsi karena 22.198 unit rumah yang rusak akibat gempa. Dampak gempa ini tergolong besar.

Kita berdoa, semoga Allah merahmati para korban, memberikan ketabahan kepada para keluarga yang ditinggalkan, dan memberi mereka ganti reski yang lebih baik.

Cianjur memang terkenal sebagai daerah rawan gempa karena dilalui sesar Cimandiri yang merupakan patahan geser aktif sepanjang 100 kilometer.

Sesar ini memanjang dari muara Sungai Cimandiri di Pelabuhanratu, Kabupaten Sukabumi, hingga ke timur laut melewati Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, hingga Kabupaten Subang.

Baca juga: Catatan Sejarah Gempa Cianjur Sejak Tahun 1844, Disebut Kawasan yang Permanen Menjadi Rawan Gempa

Setidaknya dalam seabad terakhir, ada tujuh gempa besar di sepanjang sesar Cimandiri:

1. Gempa Pelabuhan Ratu (1900)
2. Gempa Padalarang (1910)
3. Gempa Conggeang (1948)
4. Gempa Tanjungsari (1972)
5. Gempa Cibadak (1973)
6. Gempa Gandasoli (1982)
7. Gempa Sukabumi (2001)

Sampai saat ini, Sains baru mampu memetakan daerah rawannya, namun belum mampu memprediksi waktu gempanya.

Sebenarnya, jika hanya dikaji dari besar skalanya, gempa ini tergolong gempa level menengah.

Rata-rata ada 800 gempa yang semisal di bumi terjadi setiap tahun sehingga besar magnitude gempa ini, belum diklasifikasikan sebagai peristiwa luar biasa oleh para ilmuan.

Menarik untuk dikaji penyebab sehingga gempa magnitude sedang, bisa berdampak besar. Pertama, sumber gempa tepat di bawah daratan kota Cianjur.

Survei geologi Amerika Serikat (USGS) menyebutkan bahwa getaran dengan intensitas maksimum di sekitar episentrum mencapai 8 MMI (MMI).

Jika kualitas bangunan rendah, getaran ini cukup untuk merubuhkannya.

Baca juga: Cerita Pilu Ibu dari 7 Orang Anak Korban Gempa Cianjur, Ada yang Meninggal dan Masih Hilang

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

Ketika Penegak Jadi Pemeras

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved