Sulawesi Utara
Sudah Langka, Harga BBM di Desa Miangas Sulawesi Utara Mahal, Warga Berhenti Melaut
Harga BBM di Desa Miangas, Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, bisa mencapai Rp 20 ribu per liter. Hal tersebut menyebabkan nelayan tak lagi melaut.
Penulis: Rhendi Umar | Editor: Isvara Savitri
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Bahan bakar minyak (BBM) kini sangat dibutuhkan warga Desa Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara.
Pasalnya rata-rata masyarakat di sana berprofesi sebagai nelayan yang membutuhkan BBM untuk menjalankan mesin kapal.
"Mau isi dengan apa itu mesin di kapal kalau ndak ada BBM, jadi kami mohon bantuan pemerintah," jelasnya.
Dia pun mengatakan jika BBM di daerah Miangas sangat mahal.
Harga Pertalite mencapai Rp 20 ribu dan minyak tanah Rp 10 ribu.
"Itu kejadian itu kemarin, karena tidak ada minyak, akhirnya kapal perintis tidak dijemput, bagaimana? Karena tidak ada bensin untuk diisi," jelasnya.
Di sisi lain, soal keamanan yang dilakukan oleh TNI dan Polri diakui sangat luar biasa.
"Kami juga bersyukur, masyarakat putra dan putri Miangas direkrut dan diangkat menjadi anggota TNI dan Polri, jadi kami sangat mengapresiasi," jelasnya.
5 Warga di Miangas Sulawesi Utara Meninggal, Warga Minta Panglima TNI dan Kapolri Kirim Tenaga Medis
Rusdianto Urendeng, menceritakan, bahwa baru-baru ini, 5 warga d Desa Miangas Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, meninggal dunia.
Baca juga: 19 Ribuan Kendaraan di Sulawesi Utara Daftar Program Subsidi Tepat BBM
Baca juga: Bupati Minut Joune Ganda Ingatkan OPD Segera Selesaikan Verifikasi RKA Tahun 2022
Penyebab hingga warga tersebut meninggal karena kurangnya sarana dan prasarana dari pemerintah, berupa transportasi laut dan udara, untuk membawa mereka berobat.
"Apa yang kami alami baru-baru ini yaitu dukacita masyarakat Miangas, kami hanya pasrah," jelasnya saat mengunjungi Kantor Tribun Manado Senin (5/9/2022).
Dia pun meminta Panglima TNI dan Kapolri menugaskan anggotanya pada bagian sektor kesehatan untuk bisa ditempatkan di Miangas.
"Tujuannya agar dapat melayani masyarakat, untuk kesehatan, khusunya sarana dan transportasi itu yang kami butuhkan," jelasnya.
Menurutnya, dia bersama warga Miangas sering mendapakan ejekan karena selalu disebut mau diperhatikan dan diberikan bantuan.

"Jujur kami juga, sebagai masyarakat putra dan putri Miangas bisa mandiri, tapi kami membutuhkan transportasi untuk merantau serta mengembangkan dan membantu saudara-saudara kami, tapi kenyataannya ya seperti ini," jelasnya.
Dia pun juga memohon kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dan Kabupaten Kepulauan Talaud untuk memperhatikan keadaan masyarakat Miangas.
"Sekali lagi kami mohon bantuan sarana dan prasarana baik transportasi laut maupun udara," jelasnya.
Miangas adalah pulau terluar Indonesia yang terletak paling utara dekat perbatasan antara Indonesia dengan Filipina.
Pulau ini termasuk ke dalam Desa Miangas, Kecamatan Miangas, Kabupaten Kepulauan Talaud, Provinsi Sulawesi Utara, Indonesia.
Baca juga: Gelar Rapat Evaluasi PBB dan PAD Tahun 2022, Kaban BPKPD Bolsel Sulawesi Utara Sampaikan Tujuanya
Baca juga: Tarif Angkot di Sangihe Sulawesi Utara Tidak Stabil Pasca Kenaikan BBM
Miangas adalah salah satu pulau yang tergabung dalam gugusan Kepulauan Nanusa yang berbatasan langsung dengan Filipina.(*)