Berita Nasional
Akhirnya Terungkap Penyebab Suharso Monoarfa Diberhentikan dari Ketua Umum PPP, Terkait Amplop Kiai?
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memastikan tidak adanya perpecahan di dalam kubu partai pasca Suharso Monoarfa digantikan posisinya sebagai Ketum
TRIBUNMANADO.CO.ID - Suharso Monoarfa resmi diberhentikan sebagai Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Wakil Sekretaris Majelis Pertimbangan DPP PPP, Usman M Tokan, mengatakan keputusan ini diambil sebagai sikap Pimpinan Tiga Majelis terkait ramai dan gaduh soal Suharso Monoarfa secara pribadi dan kalangan simpatisan PPP.
Usman mengatakan, dicopotnya Suharso Monoarfa dari jabatan Ketum ini sudah melalui banyak pertimbangan dan persetujuan banyak pihak, tak terkecuali Ketua Majelis Syari'ah, KH Mustofa Aqil Siraj, dilansir Tribunnews.com.
Baca juga: Terungkap! Ini Arti Kata BM Sesungguhnya Dalam Bahasa Gaul
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memastikan tidak adanya perpecahan di dalam kubu partai pasca Suharso Monoarfa digantikan posisinya sebagai Ketua Umum Partai.
Terkait dengan penggantian posisi Ketum tersebut, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani mengatakan saat ini Suharso Monoarfa yang juga Menteri PPN/Kepala Bappenas agar fokus pada tugasnya di pemerintahan.
Terlebih kader PPP, kata Arsul, sepakat kalau pucuk pimpinan partai tidak memiliki jabatan atau tanggungjawab lain selain di partai.
"Pak Suharso kita ingin agar supaya bisa lebih maksimal lagi membantu presiden sebagai menteri," kata Arsul kepada awak media di Gedung Nusantara III Kompleks DPR/MPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (5/9/2022).
Lebih jauh, dirinya juga menyatakan kalau pergantian posisi ini dilakukan agar ketua umum bisa fokus pada partainya.
Sehingga, kata dia, Majelis Tinggi Partai PPP memutuskan Muhammad Mardiono sebagai Plt ketua umum partai.
Bahkan, kata Arsul, nantinya Mardiono juga akan mundur dalam jabatan lainnya sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres).
"Kemudian pak Mardiono, bahkan karena (menjabat) Wantimpres nanti sesuai UU Wantimpres nanti dia juga harus mengundurkan diri," kata dia.
"Jadi kami ingin yang ngurus partai ya di partai saja," tukas dia.
Sebelumnya, Majelis Tinggi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) telah menetapkan menggantikan Suharso Monoarfa dengan mengangkat Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum DPP PPP.
Terkait dengan pergantian tersebut, Wakil Ketua Umum PPP Arsul Sani membeberkan beberapa dasar pertimbangan penetapan itu.
Salah satu di antaranya yakni ingin memfokuskan tingkat keterpilihan PPP pada Pemilu 2024 mendatang.
"Ya iya (terkait pemilu 2024, red) itu saja, yang lainya pemantik," ucap Arsul saat ditemui awak media di Gedung Nusantara III, Kompleks DPR/MPR, Senayan, Senin (5/9/2022).
Dirinya menyatakan, kedudukan Suharso Monoarfa yang juga merupakan Menteri Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) itu membuat partai hilang fokus.
Bahkan, dirinya mengambil beberapa hasil survei yang menunjukan kalau tingkat elektoral PPP menurun dengan membandingkan pencapaian Partai Persatuan Indonesia (Perindo).
"Apalagi ini sebagian, yang mau saya bilang adalah ketika kemudian katakanlah kok Perindo tiba-tiba di satu dua survei itu nyelip PPP, temen-temen itu kan ini gimana sih," ucap Arsul.
Oleh karenanya, pergantian posisi Ketua Umum ini sebagai upaya pemisahan fungsi bagi Suharso Monoarfa untuk agar partai bisa fokus.
Sebab dalam internal PPP memang kata dia menginginkan jika petinggi partai seyogyanya fokus untuk pembenahan partai, dan tidak bekerja pada pemerintahan sebagai Menteri termasuk anggota DPR.
"Bukan, tidak menyalahkan pak Suharso, kemudian jawabannya kita harus melakukan pemisahan fungsi, pokonya yang di partai itu fokus ngurus partai gitu loh," tukas dia.
Buntut Pengakuan soal 'Amplop Kiai'?
Suharso mendapat sorotan kerena menceritakan pengalamannya selalu diminta memberi amplop untuk kiai ketika berkunjung ke berbagai pesantren.
Pernyataan itu disampaikan saat mengikuti Pembekalan Antikorupsi Partai Politik di gedung ACLC, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kuningan, Jakarta Selatan, 15 Agustus 2022.
Suharso lantas meminta maaf dan mengaku khilaf telah melontarkan pernyataan tersebut.
“Saya mengaku itu sebuah kesalahan, saya memohon maaf dan meminta untuk dibukakan pintu maaf seluas-luasnya,” kata Suharso di acara Sekolah Politik PPP di Bogor, 19 Agustus 2022.