Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigadir J Tewas

Pantas Aktivis Perempuan Geram Sampai Sebut Ferdy Sambo dan Istrinya sudah Mati, Singgung Ibu Korban

Irma Hutabarat menilai institusi negara tak memberikan perhatian terhadap nasib dan penindasan Brigadir J dan keluarganya.

Istimewa/Kompas.com
Pantas Aktivis Perempuan Geram Sampai Sebut Ferdy Sambo dan Istrinya sudah Mati, Singgung Ibu Korban 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Aktivis Perempuan Ketua Komunitas Civil Society Indonesia, Irma Hutabarat, menganggap negara telah mengabaikan nasib Rosti Simanjuntak, ibunda Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Irma menyebut, pada kasus meninggalnya Brigadir Yosus Hutabarat, yang paling menderita adalah Rosti Simanjuntak, yang tinggal di Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi.

Bukan tanpa dasar, Irma mencoba melihat lebih jauh ke belakang, sejak kasus meninggalnya Yosua ini mencuat.

Baca juga: Akhirnya Terungkap Tanggapan Kapolri Terkait Langkah Ferdy Sambo Seusai Dipecat Polri: Lihat Saja

Irma Hutabarat menilai institusi negara tak memberikan perhatian terhadap nasib dan penindasan Brigadir J dan keluarganya.

Bahkan negara tidak memberikan perhatian pada nasib Rosti Simanjuntak, ibunda Brigadir J atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.

Rosti yang tinggal di Sungai Bahar, Kabupaten Muarojambi, Provinsi Jambi sebenarnya yang paling menderita.

Dia menyebut, pada awalnya institusi kepolisian telah membuat pernyataan Brigadir Yosua berusaha melecehkan Putri Candrawathi istri Ferdy Sambo.

Pernyataan itu dianggap Irma Hutabarat menyerang kehormatan Brigadir Yosua, anggota Polri yang sudah tewas ditembak.

Namun polisi menyebut tidak terjadi seperti yang diungkap di awal soal pelecehan di Duren Tiga.

Mirisnya ketika Polri menyampaikan hal itu tidak ada permintaan maaf kepada keluarga korban.

Juga Kombes Pol Budhi serta Brigjen Ramadhan yang di awal sudah menyebut terjadi pelecehan, tidak pernah meminta maaf.

"Kepolisian tidak minta maaf. Sambo dan Putri tidak bicara apa-apa. Ini orang sudah mati. Kematian anak adalah hal yang paling menyakitkan bagi seorang ibu," tutur Irma Hutabarat, pada acara Perempuan Bicara, tayang di TV One.

Dia juga mengkritisi lembaga negara yakni DPR, yang telah bersidang dan membahas soal kematian Brigadir Yosua Hutabarat.

"Parlemen bersidang, tidak satupun yang peduli apa yang terjadi pada keluarga Yosua," ujarnya.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved