Citayam Fashion Week
"Balikpapan Fashion Week", Emak-emak Lenggak-Lenggok di Zebra Cross Pakai Outfit Puluhan Juta Rupiah
Dikomandoi oleh Ani Adam, empat orang ibu berpakaian branded ini ingin menghadirkan suasana Citayam Fashion Week di Balikpapan.
Ani mengatakan, outfit yang digunakannya juga bukan barang murahan.
Hampir sebagian besar merupakan barang impor dengan harga jutaan rupiah, mulai dari busana, topi, hingga payung yang ia beli dari China.
"Semua yang kita pakai juga bukan kaleng-kaleng, itu harganya jutaan semua. Payung kami beli dari China, jam, topi sampai sepatu. Jadi bukan kami ingin pamer, tapi kami ingin menciptakan suasana di Citayam juga bisa di Balikpapan," bebernya.
Siapa sangka, apa yang dilakukan dirinya bersama teman-temannya itu mendapat respons baik dari sejumlah pihak, seperti pejabat, kepala daerah, dan televisi nasional yang mendukung apa yang dilakukannya itu.
Bahkan, beberapa kelompok dan komunitas juga ingin melakukan hal serupa di titik lainnya di Balikpapan.
“Jadi masalahnya di mana, kami bingung. Banyak kok yang apresiasi dan mendukung, sampai daerah-daerah lain juga mendukung kegiatan kita. Malah ada yang mau buat juga di Grand City dengan tema 'Fashion Street', mereka katanya ingin mencontoh yang saya lakukan. Ada juga yang ingin mencoba di Lapangan Merdeka ke Banua Patra,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Ketua DPRD Kota Balikpapan Budiono mengaku mendukung kegiatan tersebut.
Hanya saja, perlu diakomodasi dan difasilitasi tempat yang aman.
“Itu bagian dari kreasi atau inovasi kawan-kawan muda, ya kita harus akomodir dan kita kasih fasilitasi untuk kita naungi. Kita bentuk event-event kayak gitu, mungkin fashion week atau fashion show,” katanya saat dihubungi Kompas.com pada Rabu (27/7/2022).
Meskipun sejatinya event tersebut sudah ada di dalam agenda tahunan, yakni karnaval, event karnaval dirasa terlalu global dengan menampilkan pakaian adat, budaya, seni, hingga komunitas.
Budiono mengatakan, "Balikpapan Fashion Week" dikhususkan untuk ajang berkumpulnya masyarakat dengan menampilkan outfit-nya masing-masing.
“Jadi sebetulnya ajang itu kan untuk kumpulnya anak-anak muda dan teman-teman sekaligus untuk action bajunya. Kenapa kita enggak buatkan di Dome, itu kan ada lapangan, tinggal kita buatkan tempatnya terus kita akomodir, nanti juga ada UMKM juga di sana,” ungkapnya.
Budiono mengaku sangat mendukung kegiatan tersebut dan berencana akan membahas hal ini kepada beberapa pihak terkait.
Balikpapan Fashion Week dinilai bisa menambah pendapatan asli daerah (PAD) sekaligus menggerakkan ekonomi masyarakat.
“Harusnya kita kasihkan tempat sekaligus, kita tangkap peluang ini dan kita agendakan. Ya bisa saja nanti setiap akhir pekan. Nanti ada PAD yang masuk di situ, ada UMKM juga jalan. Kalau di jalan, siapa yang mau akomodir UMKM-nya,” tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com