Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Polisi Tembak Polisi

Natalius Pigai Sebut Polisi Tak Mau Gegabah: "Korban Sudah Pasti Memiliki Informasi yang Sahih"

Eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai berpendapat kasus polisi tembak polisi yang terjadi di rumah jenderal pejabat Polri kali ini berbeda

Tribun Medan / Daniel
Natalius Pigai Sebut Polisi Tak Mau Gegabah: "Korban Sudah Pasti Memiliki Informasi yang Sahih" 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Kasus baku tembak di rumah Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo menyisakan tanda tanya.

Insiden yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J itu ramai menjadi sorotan.

Kasus ini bahkan mendapat perhatian lebih dari Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo hingga dibentuk tim khusus yang dipimpin jenderal bintang tiga.

Baca juga: Sosok Vera Simanjuntak Calon Istri Brigadir J, Pasrah Lihat Kekasih Terbujur Kaku, Pernikahan Kandas

Alhasil sejumlah tokoh angkat bicara soal kasus penembakan di rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Ferdy Sambo, yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat alias Brigadir J.

Eks Komisioner Komnas HAM Natalius Pigai berpendapat kasus polisi tembak polisi yang terjadi di rumah jenderal pejabat Polri kali ini berbeda dengan kasus biasanya.

"Kita bisa lihat dalam penegakan hukum disiplin internal Kepolisian biasanya dilakukan oleh aktor seperti polisi dengan rakyat, polisi dengan swasta, atau polisi dengan institusi lain," ujarnya.

Namun, sambungnya, kasus kali ini melibatkan sesama anggota Polri. Baik yang disebut sebagai korban maupun pelakunya.

"Sehingga yang dilakukan oleh polisi ini mendapat perhatian yang paling serius karena melibatkan internal,” ujar Natalius Pigai.

Oleh karena itu, menurut Pigai, Kapolri berusaha berpikir bahwa penting untuk menyelamatkan institusi Polri yang dipimpinnya.

“Karena kasus yang melibatkan internal polisi ini Kapolri memandang mungkin memandang bahwa institusinya yang harus diselamatkan,” ujar Natalius Pigai.

Menurut Pigai, Kapolri dan jajarannya tak mau gegabah dalam memberikan pernyataan maupun tindakan.

"Karena korban dalam baku tembak ini sudah pasti memiliki informasi yang sahih, intelijen, dan juga kesatuan komunitas. Begitu pun dengan pihak pelaku," katanya.

Pigai juga menjawab pertanyaan kenapa Kapolri harus membentuk tim khusus yang dipimpin jenderal bintang tiga, padahal baik pelaku maupun korban adalah anggota Polri yang berada di level "bawah".

"Meski kasus ini juga terjadi antar lapisan bawah Kepolisian, alasannya adalah banyak perhatian yang kini tertuju pada insiden tersebut, termasuk presiden yang akhirnya memberikan pernyataan."

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved