Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

APBN, Fungsi Stabilisasi di Tengah Ancaman Resesi

"Memerangi inflasi melalui penurunan suku bunga namun dengan risiko ekonomi melambat, atau melanjutkan kebijakan fiskal ekspansif."

Editor: Rizali Posumah
HO
Cliff Rudolf Pandeyate Sangi, S.E. 

Sebaliknya tingkat inflasi yang tinggi akan menurunkan kesejahteraan masyarakat, terutama bagi mereka yang memiliki penghasilan tetap.

Hal ini disebabkan kenaikan harga barang yang tidak diikuti kenaikan penghasilan.

Rendahnya daya beli sudah barang tentu akan membuat perekonomian lesu yang pada ujungnya berdampak pada penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat.

Berada pada situasi global yang masih tidak menentu, pengaruh negatif terhadap perekonomian Indonesia tidak dapat dihindari.

Tekanan terhadap inflasi dalam negeri diperkirakan masih berlanjut di sepanjang tahun ini.

Mengantisipasi keadaan tersebut, para ekonom mengemukakan alternatif kebijakan yang saling bertolak belakang kepada pemerintah.

Kebijakan tersebut yaitu memerangi inflasi melalui penurunan suku bunga namun dengan risiko ekonomi melambat, atau melanjutkan kebijakan fiskal ekspansif untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi.

Disebut bertolak belakang karena inflasi dan suku bunga memiliki korelasi terbalik.

Situasi dimana ketika inflasi meningkat, suku bunga akan turun.

Demikian pula sebaliknya, ketika suku bunga turun atau rendah, permintaan terhadap pinjaman akan lebih banyak, di mana masyarakat akan memilih untuk meminjam lebih banyak uang daripada menabung.

Artinya, semakin banyak uang yang akan dibelanjakan, sehingga ekonomi tumbuh dan tingkat inflasi mengalami kenaikan.

Sebaliknya, ketika suku bunga naik, permintaan terhadap pinjaman menurun, karena masyarakat lebih memilih untuk menabung sebab tingkat pengembalian dari tabungan lebih tinggi.

Hal ini secara lebih lanjut akan berimbas pada lebih sedikitnya jumlah uang yang dibelanjakan, sehingga berakibat pada melambatnya perekonomian dan inflasi menurun.

Bank sentral suatu negara memiliki seperangkat kebijakan yang mampu mempengaruhi tingkat inflasi guna mengatur stabilitas harga dan pertumbuhan ekonomi.

Hal tersebut berkaitan dengan peran dan kedudukannya sebagai pemegang otoritas tertinggi dalam menentukan kebijakan moneter.

Sumber: Tribun Manado
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

Aib untuk Like

 
© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved