Hari Bhayangkara 2022
Kabar Terbaru Idham Azis, Jenderal Polisi yang Pernah Copot 5 Jenderal yang Lalai
Usai pensiun dari dunia kepolisian, Idham Azis bak menghilang dari peredaran. Namun, putrinya mengunggah potret mantan Kapolri tersebut kini.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Jenderal Pol Idham Azis merupakan salah satu Kapolri di era pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Idham Azis menjabat sebagai Kapolri selama 1 tahun 2 bulan.
Ia resmi pensiun pada Januari 2021 lalu.
Setelahnya, Idham Azis digantikan oleh Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo.
Setelah pensiun, Idham Azis bak menghilang dari perdaran.
Lantas bagaimana kondisi Idham Azis sekarang?
Diketahui, Idham Azis menjabat sebagai Kapolri ke-24 mulai tanggal 1 November 2019 hingga Rabu ini, (27/1/2021).
Selama kurang lebih 1 tahun 2 bulan menjabat, Idham Azis telah membuat gebrakan yang menyita perhatian publik.
Diantaranya ketegasan Idham Azis mencopot para jenderal polisi yang terjerat kasus.
Berikut daftar jenderal polisi yang dicopot Idham Azis dari jabatannya sebagaimana dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber.
1. Brigjen Prasetijo Utomo
Kapolri Jenderal Idham Azis mencopot Brigjen Pol Prasetijo Utomo dari jabatannya sebagai Kepala Biro (Karo) Korwas PPNS Bareskrim Polri.
Pencopotan itu termaktub dalam Surat Telegram (TR) Kapolri bernomor ST/1980/VII/KEP./2020 tertanggal Rabu 15 Juli 2020.
Ia adalah pejabat yang membuat surat jalan terhadap Djoko Tjandra.
Diketahui, Djoko Tjandra adalah buron kasus pengalihan hak tagih (cessie) Bank Bali yang merugikan negara Rp 940 miliar.
Kini, Brigjen Prasetijo Utomo dimutasi menjadi Perwira Tinggi (Pati) Yanma Mabes Polri.
Brigjen Prasetijo Utomo juga ditahan di ruangan khusus di Mabes Polri selama 14 hari.
Dalam kasus ini, Brigjen Prasetijo Utomo divonis tiga tahun penjara oleh Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (22/12/2020).
2. Brigjen Nugroho Slamet Wibowo
Idham Azis juga mencopot Sekretaris NCB Interpol Indonesia, Brigjen Pol Nugroho Slamet Wibowo terkait kasus Djoko Tjandra.
Kini, ia dimutasikan menjadi Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri.
Dikutip dari Kompas.com, pencopotan Brigjen Nugroho Slamet Wibowo karena dianggap paling bertanggung jawab atas upaya penghapusan red notice Djoko Tjandra.
Baca juga: Seorang Lelaki di Magetan Tinggalkan Mempelai Wanitanya, Kini Harus Bayar Ganti Rugi
Baca juga: Gempa Guncang Kalimantan Pagi Ini Jumat 1 Juli 2022, Guncangan Magnitudo 5,0 SR, Info Terkini BMKG
3. Irjen Napoleon Bonaparte
Lagi-lagi Idham Azis mencopot orang-orang yang terseret kasus Djoko Tjandra.
Kali ini, Idham Aziz mencopot Irjen Pol Napoleon Bonaparte dari jabatan Kepala Divisi Hubungan Internasional (Kadivhubinter) Polri.
Pencopotan jabatan itu tertuang dalam Surat Telegram Kapolri dengan nomor ST/2076/VII/KEP/2020 tertanggal Jumat (17/7/2020).
Irjen Napoleon dimutasi menjadi analisis Kebijakan Utama Itwasum Polri.
Karo Penmas Divisi Humas Polri saat itu, Brigjen Pol Awi Setiyono mengatakan, Irjen Pol Napoleon Bonaparte dimutasi karena diduga melanggar kode etik.
"Pelanggaran kode etik maka dimutasi. Kelalaian dalam pengawasan staf," katanya.
Diduga, pencopotan jabatan tersebut buntut dari adanya polemik keluarnya surat penghapusan red notice terhadap Djoko Tjandra.
Dikutip dari KompasTV, Irjen Napoleon Bonaparte dianggap lalai karena gagal mengawasi anak buahnya, Brigjen Nugroho Slamet Wibowo, yang berupaya menghapus red notice untuk Djoko Tjandra.
4. Irjen Nana Sudjana

Selain alasan terjerat kasus hukum, ada alasan lain kenapa Idham Azis mencopot anak buahnya, yaitu tidak melaksanakan perintah.
Alasan ini menimpa Kapolda Metro Jaya, Irjen Nana Sudjana.
Belum genap setahun menjabat Kapolda Metro Jaya, Nana dicopot dari jabatannya.
Ia dinilai lalai dalam menegakkan protokol kesehatan dalam kasus kerumunan massa pada acara pernikahan anak Rizieq Shihab.
Pencopotan Nana tertuang dalam surat telegram Kapolri tertanggal 16 November 2020.
Dalam telegram itu, Nana disebut akan menduduki jabatan baru, yaitu Koordinator Staf Ahli Kapolri di Mabes Polri.
Sebelum sertijab dengan penggantinya, yaitu Irjen Muhammad Fadil Imran, Nana sempat berpamitan dan buka suara terkait pencopotannya.
"Dan ini bisa dikatakan ya mungkin sekalian pamitan," kata Nana dalam keterangannya kepada wartawan, Kamis (19/11/2020).
"Jadi di masa akhir pengabdian saya selaku Kapolda Metro Jaya dan rencana memang besok saya akan melaksanakan serah terima jabatan selaku Kapolda Metro Jaya dan saya akan berpindah tempat sebagai Koordinator Staf Ahli Kapolri di Mabes Polri," tambahnya.
Nana menyebutkan mutasi merupakan hal yang biasa dalam berdinas dalam pemeriksaan institusi negara.
Dia pun menerima pemindahan jabatannya baru di Mabes Polri.
"Jadi saya rasa ini suatu hal yang biasa dalam hal kita berdinas. Sama dengan TNI gitu kan, saya rasa di Pemda juga demikian."
"Jadi mutasi adalah suatu hal biasa," tukasnya.
Baca juga: Pengakuan Dewi Perssik Soal Keluhan Angga Wijaya, Ada Kata-kata yang Enggak Aku Suka
Baca juga: Ingat Jenderal Sutarman? Eks Kapolri Dicopot dan Tolak Tawaran Jokowi, Begini Nasibnya Usai Pensiun
6. Irjen Rudy Sufahriadi
Selain Irjen Nana Sudjana, kapolda lain yang juga dicopot Idham Azis terkait kasus kerumunan massa di acara Rizieq Shihab adalah Irjen Rudi Sufahradi.
Saat itu, Irjen Rudi Sufahradi menjabat Kapolda Jawa Barat.
Rudi dicopot lantaran dinilai gagal mencegah kerumunan dalam acara yang diselenggarakan Pimpinan FPI Rizieq Shihab di Bogor.
Keputusan pencopotan itu berdasarkan surat telegram rahasia Kapolri Nomor ST3222/XI/KEP/2020 yang tandatangani tanggal 16 November 2020 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan Polri.
Rudy dimutasi ke Sekolah Staf dan Pimpinan Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri dengan jabatan Widyaiswara Kepolisian Utama Tingkat I.
Nasib Idham Azis

Idham Azis usai dilantik sebagai Kapolri, di istana Negara, Jakarta,Jumat (1/11/2019). ((KOMPAS.com/Ihsanuddin))
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia ( Lemkapi), Edi Hasibuan mengungkap dua jabatan yang bisa saja ditempati Jenderal Idham Azis setelah pensiun.
Menurut profil dan biodata Jenderal idham Azis, ia memiliki rekam jejak yang baik dalam menangani kasus kejahatan.
Sehingga, Jenderal Idham Azis dinilai masih diperlukan dalam era pemerintahan Presiden Jokowi.
Seperti dilansir dari Tribun Timur dalam artikel 'Ikuti Jejak Tito Karnavian Setelah Pensiun jadi Kapolri? Idham Azis Jadi Menteri atau Dubes?'
Berdasarkan hal itu, Edi menilai jabatan yang paling cocok untuk Jenderal Idham Azis yakni duta besar ( Dubes) di negara tetangga.
Idham juga bisa menjabat sebagai Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpanrb).
"Tapi itu semua tentunya kembali lagi ke Presiden.
Menpan RB itu dulu juga pernah jabat oleh bebrapa polisi," ujarnya saat dihubungi wartawan pda Senin (25/1/2020).
Menurut Edi, Idham lebih cocok menjabat sebagai duta besar Malaysia.
Ia beralasan, di Malaysia banyak sekali permasalahan yang belum tuntas.
"Banyak masalah seperti TKW di Malaysia. Itu juga bisa, karena pak Idham mumpuni," kata dia.
Meski punya usulan, namun ia akan mendukung semua keputusan pemerintah maupun kemauan Jenderal Idham Azis.
Mantan Kapolri banyak yang menjadi duta besar dan sangat membantu pemerintah dalam mengurus hubungan antar negara.
Mengutip dari wikipedia.org, Jenderal Idham Aziz lahir pad a30 Januari 1965 di Kendari Sulawesi Tenggara.
Idham Aziz menghabiskan masa sekolah SD hingga SMA di Kendari.
Selepas lulus SMA, Idham Aziz mengikuti tes masuk Akademi Kepolisian ( Akpol)-dulu Akabri Kepolisian-, sayangnya tidak lulus.
Tahun berikutnya, Idham mencoba lagi. Kali ini, dia juga tidak lulus.
Untuk ketiga kalinya, atau pada 1988, Idham Aziz mencoba lagi. Kali ini lulus.
Idham Aziz menikah dengan Fitri Handari.
Pasangan ini kemudian dikaruniai empat orang anak.
Karier Idham Aziz melesat saat tergabung dalam tim Bareskrim.
Pada 9 November 2005, Idham Aziz bersama Tim Bareskrim melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Kota Batu, Jawa Timur.
Prestasi itu pun berbuah penghargaan dari Kapolri Jenderal Sutanto.
Idham Aziz mendapat penghargaan bersama dengan mantan Kapolri Tito Karnavian, Petrus Reinhard Golose, Rycko Amelza Dahniel.
Selepas berhasil melumpuhkan Dr Azhari, Idham Aziz kemudian dipanggil atasannya untuk berangkat ke Poso pada 10 November 2005.
Tugasnya sebagai wakil Tito Karnavian menginvestigasi kasus mutilasi tiga gadis SMA Kristen di Poso.
Pada 2005, Idham Aziz menjabat Wakil Ketua Satgas Bareskrim Poso mendampingi Tito Karnavian.
2014, Idham Aziz menggantikan Brigjen Ari Dono Sukmanto sebagai Kapolda Sulawesi Tengah.
2016, Idham Aziz menjabat Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri (Kadiv Propam).
2017, Idham Aziz menjabat Kapolda Metro Jaya.
2019, ia dilantik sebagai Kabareskrim Polri.
1 November 2019, Idham Aziz menggantikan Tito Karnavian sebagai Kapolri.
Baca juga: Peringatan Dini BMKG Jumat 1 Juli 2022, Ini Wilayah yang Potensi Alami Cuaca Ekstrem
Baca juga: Profil Nani Indrawati, Hakim Agung MA Kamar Perdata yang Dipilih DPR, Pengadil Banyak Terdakwa
Kabar sekarang
Kini Idham Azis menikmati masa pensiunnya bersama keluarga.
Idham Azis pernah mengatakan jika dirinya ingin memanfaatkan waktunya untuk bisa lebih sering berkumpul bersama keluarga.
Putri Idham Azis membagikan potret terbaru ayahnya melalui Instagram story @firdhaathira.
Terlihat Idham Azis bersama putra bungsunya, Pandu Urane Azis tengah bersantai menikmati waktu luang bersama.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Dulu Jenderal Idham Azis Copot 5 Jenderal Terlibat Kasus, Kondisinya Kini saat Pensiun Jadi Kapolri.