Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Internasional

Pemandangan Menjijikan di KTT G7 Jika Para Presiden Buka Baju, Putin Balas Sindiran PM Inggris

Saat duduk bersama di sebuah meja bundar, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melontarkan candaan yang membuat para pimpinan negara lain tertawa

Editor: Finneke Wolajan
AFP Photo/ Sputnik/Alexey Nikolsky
Foto Presiden Rusia Vladimir Putin saat memancing di sebuah danau di Siberia di tahun 2017. Terbaru, selama perang Rusia dan Ukraina berlangsung, sosok Putin kerap diterpa kabar miring. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Presiden Rusia Vladimir Putin membalas sindiran Perdana Menteri Inggris Boris Johnson 

Boris melontarkan sindiran tersebut saat bersama pimpinan negara anggota G7 di KTT G7 pada Minggu (26/6/2022).

G7 adalah kelompok negara-negara maju, diklaim sebagai negara besar dan kaya yang dibentuk pada tahun 1975.

Anggota negara G7 adalah Inggris, Kanada, Perancis, Jerman, Italia, Jepang, dan Amerika Serikat (AS).

Baca juga: Jokowi Gagal Bikin Rusia dan Ukraina Damai, Kini Rusia Malah Bombardir Negara Volodymyr Zelenskyy

Baca juga: Terungkap 3 Fakta Kunjungan Jokowi ke Ukraina, Nyali Sang Istri Jadi Sorotan

Pekan ini pemimpin dari 7 negara itu hadir di Jerman untuk KTT G7

Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) diundang hadir dalam pertemuan penting itu

Boris Johnson kala itu bercanda mengajak para pimpinan negara anggota G7 untuk membuka baju mereka agar terlihat kuat.

Hadiri KTT G7, Jokowi dan PM India Satu Helikopter SDFDEFR
Hadiri KTT G7, Jokowi dan PM India Satu Helikopter. Meskipun bukan negara maju tetapi Indonesia diundang dalam pertemuan itu.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, kini Putin telah menanggapi sindiran tersebut.

"Saya tidak bagaimana mereka ingin mencopot pakaian, pinggang ke atas atau tidak, tetapi saya pikir itu akan tetap menjadi pemandangan menjijkan," ledek Putin.

Putin kemudian menjelaskan bahwa baik tubuh dan jiwa manusia harus dirawat secara seimbang.

"Dalam rangka agar semuanya harmoni, seseorang harus meninggalkan minum-minum (alkohol) berlebihan dan meninggalkan kebiasaan buruk lainnya, mulai olahraga," ungkap Putin.

Sebelumnya, momen menarik terjadi saat para pimpinan negara anggota G7 berkumpul di Jerman pada Minggu (26/6/2022).

Saat duduk bersama di sebuah meja bundar, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson melontarkan sebuah candaan yang membuat para pimpinan negara lain tertawa.

Dikutip TribunWow.com dari rt.com, candaan Boris tersebut diketahui merupakan ledekan yang ditujukan kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

Boris kala itu tiba-tiba mengajak agar para pimpinan negara G7 untuk mencopot pakaian mereka.

"Haruskah kita copot pakaian kita," ujar Boris.

Terlihat Presiden Prancis Emmanuel Macron hingga Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden tersenyum dan tertawa mendengar candaan Boris.

Boris Johnson dan Vladimir Putin sdvfddv
Boris Johnson dan Vladimir Putin. PM Inggris Boris Johnson berikan sindiran kepada Presiden Rusia Vladimir Putin.

"Kita harus menunjukkan kita lebih kuat dari Putin," ledek Boris.

Candaan Boris kemudian dibalas oleh Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau yang mengajak para pimpinan G7 meniru pose berkuda tanpa pakaian.

"Kita harus menunjukkan mereka otot dada (pecs) kita," saut Boris.

Seperti yang diketahui, Putin beberapa kali tampil di depan publik tanpa pakaian saat melakukan kegiatan-kegiatan olahraga dan outdoor.

Pada tahun 2018 silam, Putin menjelaskan tidak ada yang salah mencopot pakaian ketika melakukan aktivitas rekreasi.

Menurut media Rusia rt.com, para pimpinan G7 ingin membangun imej mereka bersatu melawan Rusia lewat konferensi tingkat tinggi di Jerman.

Andai Putin Wanita

Konflik antara Rusia dan Ukraina diyakini tidak akan terjadi apabila Presiden Vladimir Putin adalah seorang wanita.

Hal ini merupakan skenario yang dibayangkan oleh Perdana Menteri Inggris Boris Johnson.

Dikutip TribunWow.com dari skynews, pernyataan ini ia sampaikan dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7 di Jerman, Selasa (28/6/2022).

"Jika dia (Putin) perempuan, saya benar-benar berpikir dia tidak akan memulai perang invasi dan kekerasan yang gila sebagaimana yang ia (Putin) lakukan saat ini," kata Boris.

Menurut Boris apa yang dilakukan oleh Putin di Ukraina adalah bentuk menunjukkan kejantanannya.

Kemudian Boris mengusulkan agar lebih banyak wanita memegang posisi dan peran penting di dalam tubuh pemerintahan. 

KTT G7 di Jerman Merupakan Forum Pemimpin Negara-negara Maju, Mengapa Jokowi Diundang?

Presiden Joko Widodo (Jokowi) diundang hadir dalam pertemuan penting itu.

Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana meninjau puing puing komplex apartemen Lipky di Kota Irpin, pukul 11.30 waktu setempat pada hari Rabu 29 Juni 2022.
Presiden Jokowi dan Ibu Negara Iriana meninjau puing puing komplex apartemen Lipky di Kota Irpin, pukul 11.30 waktu setempat pada hari Rabu 29 Juni 2022. (kolase tribun/Instagram @jokowi)

Jokowi beserta rombongan telah tiba di Munich, Jerman untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G7, Minggu (26/6/2022) waktu setempat.

Indonesia, selaku Presiden G20, akan mengikuti forum G7 di Kastil Elmau, Jerman hari ini, Senin (27/6/2022).

Media publik Jerman, Deutsche Welle (DW) memberitakan lokasi KTT G7 berpindah-pindah setiap tahunnya.

Namun, kali ini forum informal tujuh negara tersebut digelar di kawasan terpencil di Garmisch-Partenkierchen, di selatan Jerman.

Pembahasan KTT G7

KTT G7 merupakan forum tahunan yang dilaksanakan oleh negara-negara industri maju yang terdiri dari Amerika Serikat, Jerman, Italia, Jepang, Kanada, dan Prancis.

Forum ini membahas situasi global yang bertujuan untuk mencapai keputusan dan kesepakatan untuk bekerja sama di bidang-bidang tertentu.

Namun, keputusan dan kesepakatan itu hanya bersifat usulan dan rekomendasi, sehingga tidak bersifat mengikat.

Hasil pertemuan puncak biasanya diumumkan dalam sebuah komunike atau pernyataan bersama.

Pertemuan G7 kali ini membahas dampak invasi Rusia ke Ukraina yang dikhawatirkan akan menyebabkan krisis pangan global.

Presiden Jokowi saat bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin setelah sebelumnya bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.
Presiden Jokowi saat bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin setelah sebelumnya bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. (kolase Tribunmanado/ HO)

Sebab, dua negara tersebut merupakan penghasil gandum utama dunia.

Ketegangan politik dan perang yang terjadi antara Rusia dengan Ukraina saat ini juga berdampak pada lonjakan harga energi dan mendorong angka inflasi di negara-negara maju.

Rusia Pernah Menjadi Anggota Forum ini

Awalnya, forum tersebut bernama G6, dengan enam negara anggota yang bertemu di Kastil Rambouillet, Prancis pada 1975.

Saat itu, mereka membahas ancaman resesi akibat kenaikan harga minyak yang pasokannya dibatasi oleh negara-negara penghasil minyak (OPEC).

Kanada baru bergabung pada tahun 1976, sehingga nama forum ini berubah menjadi G7.

Kemudian, tahun 1998 Rusia sempat bergabung, sehingga nama forum ini menjadi G8, namun negara itu keluar setelah menginvasi Krimea pada 2014.

Lantas, mengapa tahun ini Indonesia diundang dalam forum tersebut?

Forum ini rupanya tak lepas dari kritik kelompok masyarakat sipil karena dinilai memperbesar kesenjangan antara negara maju dengan negara berkembang.

Meskipun G7 hanya mewakili sepuluh persen populasi dunia namun kelompok G7 ini menguasai 45 persen perekonomian global.

Oleh karena itu, dalam beberapa tahun terakhir, G7 mengungang wakil-wakil negara berkembang untuk hadir dan bersuara.

Tahun ini, Jerman selaku negara Presiden G7 mengundang empat negara untuk hadir.

Yaitu Indonesia sebagai Presiden G20, Afrika Selatan, Argentina, India dan Senegal mewakili suara negara-negara berkembang.

Selain itu, Uni Eropa juga selalu diundang sebagai pengamat.

Tema-tema pembicaraan biasanya disiapkan oleh negara presidensi.

Ada tema umum yang selalu menjadi pembahasan, yakni situasi keuangan dan perekonomian global.

Beberapa tahun terkahir G7 juga membahas situasi keamanan, migrasi dan perubahan iklim.

Tahun ini, perang di Ukraina dan masalah pangan menjadi sorotan.

Pertemuan ini tak lepas dari protes kelompok-kelompok masyarakat sipil yang menuntut agar negara-negara kaya tidak hanya memberi bantuan kepada negara-negara minskin, namun juga mengatasi kesenjangan dan memerangi penyebab ketimpangan itu demi membentuk dunia yang lebih adil. (DW/Kompas.TV/Tribunnews.com)

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dan di Tribunnews.com

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved