Nasional
PKS Anggap Penggunaan Aplikasi PeduliLindungi untuk Beli Minyak Goreng Berpotensi Timbulkan Masalah
Pembelian minyak goreng menggunakan aplikasi PeduliLindungi dianggap berpotensi menimbulkan masalah. Hal tersebut akan menyulitkan masyarakat kecil.
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pemerintah mengeluarkan kebijakan penggunaan aplikasi PeduliLindungi untuk membeli minyak goreng curah.
Rupanya kebijakan tersebut menuai pro dan kontra.
Salah satu yang menolah adalah Anggota Komisi VII DPR RI FPKS, Mulyanto.
Menurut dia, akar masalah migor ada pada sisi produksi dan distribusi, bukan karena adanya lonjakan konsumsi.
"Pemerintah jangan gonta-ganti kebijakan tata-niaga minyak goreng (migor) curah secara trial by error alias coba-coba, namun tidak menyelesaikan masalah. Misalnya, kebijakan penggunakan aplikasi Peduli-Lindungi untuk pembeli migor-curah," kata Mulyanto kepada wartawan, Senin (27/6/2022).
Dia pun meminta pemerintah harusnya fokus menyelesaikan akar masalah bukan malah menimbulkan kebijakan yang berpotensi menimbulkan masalah baru.
Baca juga: G7 Berkomitmen Dukung Ukraina, Padahal Sudah Diperingatkan Rusia
Baca juga: Akan Dikawal Pasukan Elit, Rusia dan Ukraina Izinkan Paspampres Jokowi Bawa Senjata Laras Panjang
Menurutnya, ide penggunaan aplikasi Peduli Lindungi akan menyulitkan masyarakat kecil.
Mulyanto menambahkan pengguna migor curah nota bene adalah rakyat kecil dan UMK (usaha mikro dan kecil) yang tidak akrab dengan teknologi smart phone.
"Bila ini dipaksakan maka akan menyulitkan mereka. Hari gini, pemerintah harus benar-benar cermat dalam mengambil opsi kebijakan bagi masyarakat. Jangan menerapkan kebijakan yang menyusahkan rakyat," imbuhnya.

Menurut Mulyanto, kebijakan yang penting dan mendesak sekarang adalah membanjiri pasar dengan migor curah secara cukup dengan harga sesuai HET (harga eceran tertinggi). Soal ini yang terkesan lambat dilakukan Pemerintah.
"Nyatanya, kondisi yang ada sekarang ini janggal dan paradoksal. Di satu sisi stok CPO dikatakan berlimpah di tangki penyimpanan, dan harga TBS sawit rakyat anjlok mendekati Rp. 500 per kilogram. Namun di sisi lain, masih terjadi kelangkaan migor curah dan dengan harga yang jauh di atas HET," ujar dia
"Berarti ada yang salah di tingkat produsen dan distributor migor curah," kata politisi yang kerap disapa Pak Mul ini.
Baca juga: Ruben Onsu Kembali Masuk Rumah Sakit, Kini Tampak Tak Berdaya, Sarwendah Ungkap Penyebabnya
Baca juga: Ivan Gunawan Pilu Saat Dengar Kabar Ruben Onsu Kembali Masuk RS: Andaikan Lu Bisa Terima Darah Gue
Mulyanto menambahkan secara sederhana, CPO yang berlimpah di pabrik seharusnya dapat diolah menjadi migor curah.
"Kemudian migor curah tersebut didistribusikan untuk membanjiri pasar melalui agen resmi Pemerintah, dengan harga sesuai HET," ujar dia.
"Sekarang ini CPO tersebut terkesan dianggurkan atau tidak dimaksimalkan untuk produksi migor curah. Jadi wajar kalau ketersediaan migor curah tetap langka dan harganya masih di atas HET. Pemerintah harus mengurai mengapa industri enggan memproduksi migor curah tersebut," jelas Mulyanto.
