Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

MTPJ 29 Mei 4 Juni 2022

Bacaan Alkitab: Amsal 17:1-17 ''Anak adalah Mahkota”

Keluarga adalah lembaga terkecil dalam komunitas masyarakat, memiliki peran dan tanggung jawabnya masing-masing baik

Editor: Aswin_Lumintang
Istimewa
SOSOK Salomo Raja Israel, Orang Paling Berhikmat di Bumi, Punya 1000 Istri Penyembah Berhala 

Tema Bulanan: “Solidaritas yang Paripurna”

ALASAN PEMILIHAN TEMA
TRIBUNMANADO.CO.ID - Keluarga adalah lembaga terkecil dalam komunitas masyarakat, memiliki peran dan tanggung jawabnya masingmasing baik sebagai orang tua maupun anak-anak.

Anak adalah pribadi yang wajib diasuh, dipelihara, dan dilindungi, bahkan dalam UUD 45 menyatakan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang. Bebas dari kekerasan dan diskriminasi, berhak mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun sosial.

SOSOK Salomo Raja Israel, Orang Paling Berhikmat di Bumi, Punya 1000 Istri Penyembah Berhala
SOSOK Salomo Raja Israel, Orang Paling Berhikmat di Bumi, Punya 1000 Istri Penyembah Berhala (Istimewa)

Namun dalam realitas kehidupan terdapat anak-anak yang tidak mendapatkan apa yang menjadi haknya. Karena itu anak mengalami gangguan prilaku (seperti mencuri, tindakan bullying dan lain-lain), juga terjadi ekploitasi anak, kekerasan terhadap anak dan gangguan mental lainnya.

Sikap yang tidak benar dalam tanggung-jawab orang tua terhadap anak-anak, menyebabkan pewarisan nilai yang tidak baik dan dapat terjadi dari generasi ke generasi.

Keadaan ini membutuhkan perhatian gereja, pemerintah dan terutama orang tua untuk mendidik anakanak dengan baik dan benar. Sehingga anak sebagai mahkota orang tua dapat bertanggung jawab terhadap setiap keadaan yang terjadi disekitarnya. Berdasarkan alasan di atas maka diangkatlah tema “Anak adalah Mahkota”.

PEMBAHASAN TEMATIS  Pembahasan Teks Alkitab (Exegese)
Perikop bacaan ini adalah kumpulan Amsal Salomo yang pertama. Nama Salomo dalam bahasa Ibrani disebut dengan “mishle shelomoh” yang dapat berarti” Amsal Salomo” (1:1).

Nama ini sesuai dengan keyakinan tradisi bahwa Salomo merupakan kontributor utama dalam kitab ini. Salomo dihubungkan dengan “hikmat”, yang menjadi landasannya adalah Allah yang telah meletakkan hikmat kepadanya berdasarkan permohonan doanya. Sumber hikmat adalah sikap” takut akan Tuhan”.

Amsal Salomo memberi perhatian terhadap sikap orang benar yang bijak dan orang jahat yang bebal (ay.1-5), yang mana kebijakan dan kebodohan dihubungkan dengan lidah. Juga terdapat tema tentang keluarga, seperti kerukunan dalam keluarga dan sikap hidup anak yang menentukan kebahagiaan orang tua, sedangkan kehormatan anak adalah orang tua.

Dalam beberapa ayat ditemukan kalimat hikmat Tuhan yang memperlihatkan bahwa Tuhanlah yang menjadi sumber norma kehidupan moral seseorang.

Sekerat roti (sepotong roti), tidak hanya bermakna kuantitas yang sangat sedikit, tetapi juga kualitas yang sangat sederhana. Makanan yang sedikit dan sederhana, tetapi disertai ketentraman lebih baik daripada rumah penuh daging tapi disertai perbantahan.

Kekayaan memanglah anugerah Tuhan tetapi kedamaian dalam keluarga juga merupakan hal yang penting. Kata daging (zebah) menunjuk pada daging persembahan sebagai simbol kemewahan pesta makan suatu keluarga yang hidangan utamanya adalah daging.

Akan tetapi simbol daging persembahan yang dimakan itu ternyata tidak berdampak pada kehidupan karena setelah itu mereka berbantah atau bertengkar. Kemewahan sebenarnya terletak pada ketentraman dan persekutuan dalam keluarga.

Nasihat tentang akal budi yang menekankan bahwa seorang budak dapat menerima warisan menggantikan anak kandung apabila anak kandung itu sendiri, melalui sikap hidup dan kata-katanya telah membuat malu keluarganya. Warisan yang seharusnya menjadi miliknya diberikan kepada budak.

Maksud pengamsal adalah budak yang bijak, berakal budi, loyal, dan selalu berpikir serta berperilaku berdasarkan moral yang benar akan menggantikan anak yang membuat malu sebagai ahli waris. Karena itu untuk memperoleh kebenaran hanya dapat di uji oleh Tuhan sebagaimana proses peleburan emas di dalam “kui” (mangkok kecil) untuk mendapatkan emas murni. Sehingga akan nampak kejahatan-kejahatan termasuk yang bibir yang jahat yaitu pendusta.

Pengajaran tentang betapa pentingnya keluarga yaitu orang tua dan anak diberi perhatian secara khusus oleh pengamsal (ay.6), sebagaimana dikemukakan Mahkota orangorang tua adalah anak cucu dan kehormatan anak-anak ialah nenek moyang mereka. Mahkota (atarah) adalah simbol kemuliaan, kehormatan dan kebanggan.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved