Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Ingat Saddam Hussein? Presiden Irak yang Diktator, Hidupnya Berakhir Tragis di Tiang Gantungan

Saddam Hussein dikenal sebagai pemimpin diktator yang akhirnya lengser ketika diinvasi secara militer oleh Amerika Serikat.

Editor: Alpen Martinus
Banjarmasin Pos
Saddam Husein di hari-hari akhirnya. ia sempat dipukuli dan diludahi para pembelotnya sebelum meninggal di tiang gantungan 

Saddam Hussein lahir pada 28 April 1937 dari keluarga miskin di Tikrit, sekitar 100 mil di sebelah utara Kota Bagdad.

Ketika ia lahir, sang ibu yang bernama Sabha sangat depresi karena kematian suaminya, Hussein Abdul al-Majid, dan putranya, karena kanker.

Oleh karena itu, Saddam Hussein kemudian diasuh oleh saudara laki-laki ibunya, Khayrallah Talfah Msallat, hingga usia tiga tahun.

Setelah kembali ke rumah, ibunya menikah lagi dengan Ibrahim Hasan, yang justru mengakibatkan Saddam Hussein mengalami kekerasan dan pelecehan.

Tindakan buruk yang dilakukan ayah tirinya itu sangat membekas dan terus berpengaruh hingga ia dewasa.

Pada usia 10 tahun, ia memilih melarikan diri ke Bagdad dan tinggal kembali bersama pamannya.

Di Bagdad, ia dituntun agar memperhatian pendidikannya.

Namun, di saat yang sama, di usia 16 tahun, Saddam Hussein telah menjadi pemimpin kelompok geng jalanan yang selalu membekali diri dengan senjata ketika keluar rumah.

Satu tahun setelahnya, ia terlibat dalam berbagai bentrokan dan pembunuhan hingga berakhir dipenjara.

Pada 1954, Saddam Hussein sempat belajar di sekolah hukum Irak selama tiga tahun, tetapi keluar pada 1957.

Menjadi anggota Partai Ba'ath

Setelah keluar dari sekolahnya, Saddam Hussein bergabung dengan Partai Ba'ath dan sempat bekerja sebagai guru.

Partai Ba'ath memiliki ideologi sekuler, sehingga sering bertentangan dengan pemerintahan negara-negara di Timur Tengah.

Anggota partai yang masih sedikit menjadi salah satu alasan Saddam Hussein tertarik bergabung Partai Ba'ath.

Saddam Hussein sangat terinspirasi gerakan Pan-Arab (penyatuan bangsa-bangsa Arab) yang dilakukan oleh Gamal Abdul Nasser di Mesir.

Halaman
1234
Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved