Bayarlah Zakat untuk Kesempurnaan Ramadan

Kecuali, misalnya ada kelompok jemaah kurang mampu belum punya masjid, lalu sepakat mendirikan masjid dari zakat, ya bisa. 

Sekarang ini era digital, bagaimana dengan yang membayar zakat secara online, apakah itu sah menurut hukum Islam? 

Sah dan diperbolehkan. Online itu mempermudah bukan? Ketika kita membayar zakat via online sambil mengucapkan doa, itu sama nilainya.

Tidak harus ijab kabul, ada yang memberi zakat dan diterima amil. Itu tidak masalah. 

Bagaimana hukumnya jika ada anak yang merantau dan zakat dibayarkan orangtuanya di kampung lalu dia juga bayar zakat di rantau? 

Tidak ada kewajiban tapi tidak masalah. Semakin banyak kita memberi semakin bagus. Kan siapa yang memberi dia yang mendapat pahala. 

Siapa saja yang menerima zakat?

Ada delapan golongan yakni fakir, miskin, amil, mualaf, riqab, gharimin, fisabilillah dan ibnu sabil.

Bagaimana Pak Abid melihat pengumpulan zakat di Sulut? 

Ini menjadi catatan bersama, memang belum maksimal.

Data kami, ada 7 persen orang miskin di Sulut. Umat Islam sekitar 36 persen, artinya ada 800 ribuan jiwa.

Nah, satu dari 12 orang Islam itu, miskin. 

Sebenarnya kalau semua bayar zakat, kami sudah pernah menghitung, setiap orang miskin itu bisa menerima Rp 30 juta per tahun. Dia bisa jadikan modal usaha. 

Hanya memang, kesadaran untuk itu masih kurang. Kalau semua umat yang mampu bayar zakat, tidak akan ada umat yang miskin di Sulut. (ndo)

• HPCI Manado Berbagi Takjil & Berkunjung ke Panti Asuhan, Mantak: Contoh Positif bagi Komunitas Motor

• Ketua Komisi IX DPR-RI Felly Runtuwene Sosialisasi Percepatan Stunting di Minahasa Selatan

• Polres Minsel Bangun Enam Pos Untuk Pengamanan dan Pelayanan Arus Mudik Lebaran