Harga Minyak Goreng
Pasca HET Dicabut, Magdalena Wullur Sebut Kemungkinan Masyarakat Membeli Banyak
Pasca harga eceran tertinggi (HET) dicabut, stok minyak goreng di Manado, Sulawesi Utara masih belum normal
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Chintya Rantung
TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Pasca harga eceran tertinggi (HET) dicabut, stok minyak goreng di Manado, Sulawesi Utara (Sulut) masih belum normal.
Di beberapa toko retail modern dan minimarket waralaba, stok minyak goreng berbahan dasar kelapa sawit masih kosong sejak 2-3 hari lalu.
Namun hal berbeda dilihat oleh Dosen Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat), Magdalena Wullur.
Sebaliknya, Magdalena justru melihat stok minyak goreng di pasaran kembali normal pasca HET dicabut.
Kekosongan stok minyak goreng saat ini dianggap Magdalena karena adanya antusiasme masyarakat kembalinya stok minyak goreng pasca HET dicabut.
"Pasca HET dicabut ada euforia dari masyarakat sehingga mereka membeli banyak," jelas Magdalena ketika dihubungi Tribunmanado.co.id, Jumat (18/3/2022).
Ada kemungkinan lain yang bisa terjadi, yaitu stok minyak goreng memang belum diisi oleh pihak toko.
Kepanikan masyarakat terhadap harga sembako, menurut Magdalena sering muncul di Indonesia.
"Contoh lain, kalau cabai hilang satu hari saja, lalu besoknya tersedia, dengan harga tinggi pun akan dibeli. Dengan harga tinggi pun pasti akan habis. demikian juga dengan minyak goreng," sambung Magdalena.
Dengan dicabut HET minyak goreng kemasan dan diserahkan kepada mekanisme pasar, akhirnya juga berdampak pada pengurangan minyak goreng curah.
Baca juga: Baru Terungkap Daftar Nama 64 Orang yang Lulus Seleksi Jabatan Penting di KPK
Baca juga: Dalam rangka HUT PPNI ke-48 Tahun, PPNI Kabupaten Talaud Gelar Vaksinasi
Baca juga: Hari ke-23 Invasi Rusia ke Ukraina, Serangan Rudal Kian Dekati Wilayah NATO