Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Brigade Manguni

Tonaas Wangko Lendy Wangke Ingin Brigade Manguni dengan Paradigma Baru

Di BM, Tonaas Wangko adalah sebutan untuk pemimpin besar atau ketua umum.

Jumadi Mappanganro
Tonaas Wangko Brigade Manguni Lendy Wangke 

Hasil sidang ini memutuskan BMI pimpinan Tonaas Wangko Lendy Wangke kembali ke nama awal Brigade Manguni atau BM.

Lendy Wangke tetap dipercaya sebagai Tonaas Wangko BM hingga saat ini.

Keputusan kembali ke BM disambut gembira para tonaas dari berbagai daerah.

Keputusan kembali ke marwah awal BM dianggap menjadi jalan keluar terbaik dari persoalan dualisme BMI.

Paradigma Baru

Sesuai misi awalnya, BM adalah organisasi masyarakat adat yang terbuka bagi siapa saja. Sepanjang beridelogi Pancasila dan punya spirit NKRI.

“Di BM, dari agama apa pun boleh gabung. Tak ada perbedaan. BM adalah organisasi terbuka,” tegas Lendy yang juga Ketua Gabungan Perusahaan Konstruksi Nasional Indonesia atau Gapeksindo Sulut ini.

Pengurus dan anggota BM pun datang dari beragam latarbelakang.

Ada tokoh adat, tokoh agama, anggota DPRD, kepala dinas, akademisi, pengusaha, dan jaksa. Juga ada advokat, ASN, mahasiswa, hingga anak muda lintas organisasi kepemudaan.

Tapi masih ada saja yang menilai bahwa BM adalah organisasi preman.

Hanya karena segelintir oknum yang mungkin saja memanfaatkan BM untuk mem-back-up kasus-kasus tertentu.

“Padahal kesan itu sangat keliru. Sebab yang gabung di BM itu tidak sedikit bergelar profesor dan doktor. Profesi mereka ada yang dokter, jaksa, advokat, hingga anggota dewan,” tegasnya.

Lendy Wangke pun bertekad membawa BM dengan paradigma baru.

Di antaranya tertib administrasi ditandai dengan kartu keanggotaan dan iuran.

Jika ada yang masalah yang dihadapi anggota BM atau ada masyarakat yang memerlukan pendampingan hukum, maka BM akan menyediakan tim bantuan hukum. Tentu diawali dengan mempelajari kasusnya.

“Di BM ini kan banyak advokat. Nah mereka ini yang akan memberi pertimbangan, pendampingan atau pembelaan hukum bagi anggota dan masyarakat yang membutuhkan,” terangnya.

Para Tonaas yang memimpin BM tingkat kabupaten/kota juga mesti mengaktifkan kader BM hingga tingkat walak dan wanua.

DPD BM Kabupaten Minahasa satu di antaranya yang dinilai paling menonjol.

Saat bincang-bincang, beberapa kali terlihat Lendy Wangke mengangkat handy talky di atas mejanya. Ia menjawab laporan dari beberapa anggota DPD BM Minahasa. (*)

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved