Brigade Manguni
Tonaas Wangko Lendy Wangke Ingin Brigade Manguni dengan Paradigma Baru
Di BM, Tonaas Wangko adalah sebutan untuk pemimpin besar atau ketua umum.
Penulis: Jumadi Mappanganro | Editor: Jumadi Mappanganro
Sejarah Berdiri
Ia menceritakan, awal berdiri Brigade Manguni sebagai respon atas konflik horizontal yang terjadi di Maluku kala itu.
Konflik bernuansa SARA itu dikhawatirkan merembes ke Sulawesi Utara.
Maka sejumlah tokoh adat dan organisasi masyarakat sipil di Sulut berinisiatif membentuk Brigade Manguni.
Dicky Maengkom dipilih sebagai Tonaas Wangko yang pertama.
Tujuannya menghalau dan mencegah oknum-oknum yang bermaksud menyulut konflik horizontal di bumi Toar Lumimuut.
Namun kekhawatiran itu tak terjadi. Sulawesi Utara membuktikan diri sebagai daerah dengan masyarakat yang sangat toleran terhadap perbedaan SARA.
BM sempat berubah nama menjadi Brigade Manguni Indonesia atau BMI.
Perubahan ini merespon aspirasi orang Minahasa di Sulut yang ingin juga membentuk BM di daerah mereka. Maka BMI pun hadir di sejumlah provinsi di Indonesia.
Pada Mei 2018, BMI menggelar Musyawarah Adat Wangko Nasional Luarbiasa (Musawangnaslub). Bertempat di Best Western The Lagoon, Malalayang, Kota Manado.
Para tonaas yang mewakili Dewan Pimpinan Wilayah dan Dewan Pimpinan Daerah BMI se-Indonesia hadir. Turut disaksikan Dewan Walian Wangko BMI.
Dalam Muswangnaslub tersebut, muncul lima kandidat Tonaas Wangko. Lendy Wangke akhirnya terpilih secara demokratis sebagai Tonaas Wangko BMI masa bakti 2015 – 2020.
Dalam perjalanannya, BMI dilanda kisruh kepengurusan.
Maka pada 6 Maret 2021, BMI dibawah Tonaas Wangko Lendy Wangke menggelar Sidang Istimewa Diperluas (SID) di Markas Besar BM, Tondano, Minahasa.
Pertemuan ini sebagai bentuk kerinduan bersama menghindari konflik dualisme BMI.
Sidang ini dibuka Tonaas Walian Wangko Dicky Maengkom dan hadiri para Tonaas (Ketua) DPD BM.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/tonaas-wangko-brigade-manguni-lendy-mangke.jpg)