Tragedi di Pantai Payangan
Akhirnya Terungkap Sosok yang Pimpin Ritual Maut di Pantai Payangan hingga Tewaskan 11 Orang
Diketahui tragedi tersebut berawal dari ritual yang dilakukan sekelompok warga yang menyebabkan beberapa diantaranya terseret ombak.
Hendy mengatakan padepokan tersebut masih baru dan diduga tidak memiliki izin.
Meski demikian, Hendy menyatakan bakal melakukan pengecekan lebih lanjut untuk memastikan apakah padepokan itu benar-benar tidak memiliki izin.
Adapun anggota padepokan ini sebanyak 40 orang.
Perihal ritual di pantai yang diadakan, Hendy mengaku tidak bisa memantau karena kelompok ini beberapa kali melakukan ritual di dua tempat yang berbeda.
Ritual diadakan pukul 21.00 hingga 01.00.
"Belum terpantau, terus terang saja, karena mereka melakukan ritual itu dua tempat lainnya itu di sungai, dan ndak tahu kita jadwal mereka," bebernya.
Seperti diberitakan, ritual kelompok Tunggal Jati Nusantara berujung maut, Minggu (13/2/2022). 11 orang meninggal dunia karena terseret ombak.

Berikut daftarnya:
1. Sulastri (42) warga asal Desa Gebang Kecamatan/ Kabupaten Jember.
2. Pinkan (13) warga asal Desa Tawangalun Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember.
3. Arisco (21) warga asal Desa Gumukmas Kabupaten Jember.
4. Ida (33) warga asal Desa Tawangalun Kabupaten Jember.
5. Bripda Febrian Duwi (25) warga asal Desa Sumber Salam Kecamatan Tenggaran Kabupaten Bodowoso
6. Yuli (42) warga asal Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember
7. Basuni (55) warga asal Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.
8. Sofi (22) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.
9. Sri Wahyuni (30) warga asal Kecamatan Gebang Kabupaten Jember.
10. Syaiful bahri (35) warga asal Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.
11. Kholifah warga Desa Gugut, Rambipuji.
Dari 11 korban tewas itu, hanya Kholifah yang selesai dilakukan pemeriksaan antem mortem.
Hasil analisis, korban mengalami luka di bagian pelipis mata dan cidera di bagian kaki. Dugaan kuat korban terbentur tebing setelah tergulung ombak ganas pantai selatan.
Ritual maut itu diikuti 24 orang dari kelompok pengajian Tunggal Jati Nusantara, Kabupaten Jember.
Mereka berasal dari beberapa kecamatan di Kabupaten Jember, seperti Sukorambi, Patrang, Ajung, juga Rambipuji.
Mereka berangkat dengan dipimpin oleh ketua kelompok itu, Nh (Nurhasan), warga Desa Dukuhmencek Kecamatan Sukorambi.
Menurut Kapolsek Ambulu AKP Ma'ruf, dari keterangan saksi yang sudah diperiksa terlebih dahulu, ada 20 orang anggota kelompok itu yang turun di tepi pantai.
"Ya di situ, di tepi pantai itu," ujar Ma'ruf kepada Surya, sambil menunjuk titik yang dipakai ritual.
Ke-20 orang itu berdiri dengan siku saling digandengkan.
"Sedangkan yang empat menunggu di atas," imbuhnya.
Keempat orang itu, satu orang sopir yang memang tidak ikut ritual, dan tiga orang petinggi kelompok yang berada kawasan pasir yang lebih atas.
"Saat masih berdiri itulah, ombak besar datang. Waktu kejadian sekitar pukul 00.30 - 01.00 Wib, dini hari tadi," lanjutnya. (berbagai sumber)
Artikel ini telah tayang di Surya.co.id