Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado Wiki

Sejarah Bimoli, Minyak Goreng dari Sulawesi Utara, Dipasarkan Sejak Tahun 1968

Bimoli awalnya milik Sinarmas Group yang saat ini dimiliki PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), salah satu anak perusahaan Indofood.

Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Dok. PT SIMP
Pabrik Bimoli di Kota Bitung, Sulut. Pabrik ini memproduksi minyak goreng sejak tahun 60-an. 

Merek Bimoli kemudian beralih ke PT Sajang Heulang dan terakhir PT Intiboga Sejahtera sejak 1996, sedangkan PT Bitung tetap menjadi produsen minyak goreng.

PT Intiboga Sejahtera (Jakarta) - berdiri pada 1991, setelah pecah kongsinya Salim-Sinarmas, awalnya merupakan pabrik minyak di Surabaya.

Pada 1996 kemudian pabriknya bertambah di Jakarta dan mendapat merek Bimoli dan lain-lain, menjadikannya di bawah satu produsen. Menjadi bagian Indofood SM sejak 1997.

PT Sawitra Oil Grains (Jakarta) - dahulu bernama PT Salim Oil Grains

PT Pratiwimba Utama (Jakarta)

PT Gentala Artamas (Jakarta).

Tujuan merger ini adalah untuk menciptakan integrasi dan efisiensi.

Saham mutlak (80%) tetap dimiliki oleh Indofood Sukses Makmur, sementara 13% dimiliki oleh PT Birina Multidaya (pabrik sabun Bukrim),4% oleh PT Bimamakna Indopratama dan 3% oleh PT Metro Lintasnusa.

Pada pertengahan Desember 2007, perusahaan yang baru merger ini memberikan kejutan dengan mengakuisisi PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum), yang dimiliki oleh First Durango Limited milik keluarga Eddy Kusnadi Sariaatmadja.

Transaksi ini memakan biaya Rp 8,4 triliun (Rp 6.900/saham, 36% kepemilikan yang akan menjadi 64% setelah tender offer) dan sudah disepakati dalam Rapat Umum Pemegang Saham Indofood pada 23 Oktober 2007 dan sebelumnya juga keduanya sudah menandatangani perjanjian penjualan pada 25 Mei 2007.

Akuisisi ini dilakukan dengan skema "tukar guling" dimana Salim akan menyerahkan saham Indosiar Karya Media pada keluarga Sariaatmadja (Emtek), yang dilakukan selanjutnya (setelah diundur) pada Maret 2011.

Dengan pembelian Lonsum, kebun sawit Salim Grup berkembang dari hanya 220.000 hektar menjadi 384.000 hektar, bertambah 164.000 dari lahan milik Lonsum yang sudah ditanami sawit, kakao dan karet.

Awalnya, Salim sempat berencana membeli Astra Agro Lestari, namun gagal karena tidak sepakat.

Selain akuisisi ini, kemudian Salim juga mengalihkan saham PT SIMP yang awalnya dipegang langsung oleh Indofood Sukses Makmur menjadi di bawah anak usaha INDF bernama IndoAgri yang berbasis di Singapura.

Saham IndoAgri kemudian dicatatkan di Bursa Saham Singapura, dengan mengambil alih (backdoor listing) ISG Asia Limited.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved