Tribun Manado Wiki
Sejarah Bimoli, Minyak Goreng dari Sulawesi Utara, Dipasarkan Sejak Tahun 1968
Bimoli awalnya milik Sinarmas Group yang saat ini dimiliki PT Salim Ivomas Pratama Tbk (SIMP), salah satu anak perusahaan Indofood.
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: Rizali Posumah
Bisnis SIMP mulai berkembang ketika Salim hendak membangkitkan kembali bisnis agribisnisnya.
Sebelumnya, pada tahun 1999, Salim telah menyerahkan PT Salim Sawitindo, PT Bhaskara Multipermata, PT Minamas Gemilang dan PT Anugerah Sumbermakmur kepada BPPN.
Ini guna untuk membayar hutang BLBI ke BCA pada 1998.
Pada 14 Maret 2001, perusahaan dengan lahan 270.000 hektar dan 25 anak usaha ini dijual pada Guthrie Berhad, perusahaan yang kini dimiliki pemerintah Malaysia oleh BPPN dengan harga US$ 368 juta.
Kehilangan bisnis sawit membuat Indofood sulit berkembang, padahal bisnis makanan dan minuman membutuhkan minyak sawit dan pada saat itu harga CPO sedang naik tajam di pasar global.
Oleh karena itu, Salim memutuskan membangkitkan bisnis sawitnya kembali dengan sejumlah akuisisi pada pertengahan 2000-an.
Pada 2006, SIMP melakukan akuisisi pusat penelitian, pengembangan, dan pembiakan bibit di Riau, serta akuisisi lahan perkebunan di Kalimantan Barat.
Sebelumnya, pada 2005, SIMP mengambilalih lahan perkebunan di Kalimantan Barat dan Kalimantan Timur.
Kemudian pada 16 Agustus 2006, SIMP menandatangani perjanjian jual beli bersyarat dengan Rascal Holdings Limited, untuk mengakuisisi 60% kepemilikan di PT Mentari Subur Abadi, PT Swadaya Bhakti Negaramas dan PT Mega Citra Perdana yang memiliki sekitar 85,500 hektar lahan perkebunan kelapa sawit di Sumatera Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah.
Pada 16 Agustus 2006, Indofood melakukan merger pada 6 perusahaan sawit miliknya, dengan SIMP menjadi surviving company.
5 perusahaan yang dimerger dengan SIMP adalah:
PT Bitung Manado Oil Ltd (Manado) - perusahaan ini awalnya dikenal dengan merek Bimoli (Bitung Manado Oil Limited).
Didirikan pertama kali oleh pendiri Sinarmas, Eka Tjipta Widjaja pada 1968-1969, dan memimpin pasar sebesar 60%. Selain itu, juga diproduksi merek Simas margarin (singkatan Sinarmas).
Pada 1983 Eka menjalin kongsi dengan Sudono Salim, dengan nama perusahaan PT Sinar Mas Inti Perkasa (45-45% dengan 10% menjadi milik Sigit Harjojudanto).
Kongsi itu pecah pada Desember 1990, dengan merek Bimoli-Simas menjadi merek milik Salim sedangkan 200.000 ha lahan menjadi milik Sinarmas.