Geng Motor
Ketua Geng Motor Ditembak Polisi karena Kabur, Beri Pesan ke Teman Lain: Tobatlah Sakit Keno Tembak
Setelah tertangkap Kepala geng motor tersebut mengaku menyesal dengan perbuatannya.
Tidak hanya itu, AY juga merupakan residivis, kasus pencurian. Kata Eko, AY sudah dua kali merasakan dinginnya di balik jeruji besi.
Eko menegasakan akan melakukan proses hukum ke pada 11 anak di bawah umur, dari 14 orang yang diamankan terkait kelompok anggota geng motor di Kota Jambi.
Hal tersebut dipastikan Eko, pasalnya belasan pelaku tersebut sudah berulang kali tertangkap terkait kasus yang serupa, sehingga tidak lagi dilakukan proses pembinaan.
"Ya 14 tersangka ini, semua kasusnya akan berlanjut, karena sudah sering kita tangkap, kita lakukan pembinaan kita panggil orangtuanya dan dibuatkan surat pernyataan untuk tidak berbuat lagi tetapi masih nekat juga," kata Eko.
"Bahkan sudah ada yang 3 kali kita tangkap, dan tidak berubah justru semakin ganas, sehingga kita akan proses terus," tegas Eko.
Hasil pemeriksaan sementara, kata Eko, latar belakang para pelaku ini didominasi oleh latar belakang broken home, dan ekonomi menengah ke bawah.
Sehingga, kurangnya perhatian dari orangtua dan keluarga menjadi satu di antara faktor mereka nekat melakukan aksi sadis tersebut.
"Rata-rata mereka ini dari keluarga broken home, ada juga dari ekonomi keluarga yang menengah ke bawah," jelas Eko.
"Seperti saya sebutkan, ini mereka dari tiga kelompok, dua kelompok ini mengarah ke kenakalan remaja, yaitu untuk eksistensi, butuh pengakuan atau mencari jati diri, sementara satu kelompok lainnya, untuk kebutuhan sehari-hari dan bersenang-senang, yakni dengan merampas barang korbannya," imbuh Eko.
Diberitakan sebelumnya, usai melakukan patroli skala besar, tim gabungan Satreskrim Polresta Jambi dan Polda Jambi akhirnya berhasil meringkus 12 anggota geng motor yang terlibat dalam sejumlah serangan di Kota Jambi.
Tidak hanya itu, petugas juga turut mengamankan 2 pelaku, yang merupakan penadah barang-barang hasil rampasan pelaku.
"Total ada 14 kita amankan, 2 merupakan penadah," kata Eko.
Mirisnya, para pelaku masih usia pelajar sekolah menengah pertama (SMP) yakni rata-rata usia 15-16 tahun.
Eko menjelaskan, belasan pelaku terdiri dari 3 kelompok, yakni, kelompok Flamboyan, Kelompok Selincah dan Kelompok Bougenvil.
Di mana, setiap kelompok memiliki motif dan tujuan yang berbeda saat melakukan aksinya.