Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Dubes Jerman di Sulut

Bupati dan Wabup Minahasa Sambut Kedatangan Duta Besar Jerman, Resmikan Museum Holocaust

Duta Besar Luar Biasa Jerman untuk Indonesia, Ms Ina Lepel dan Charge d' Affaires Kedutaan Besar Austria untuk Indonesia, Mr Philipp Rossl.

Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Majer Lumantow
Bupati Minahasa Royke Octavian Roring dan Wakil Bupati Robby Dondokambey menyambut kedatangan Duta Besar Jerman untuk Indonesia di Kabupaten Minahasa, Kamis (27/1/2022). 

Manado, TRIBUNMANADO.CO.ID - Bupati Minahasa Royke Octavian Roring dan Wakilnya RobbyDondokambey menyambut kedatangan Duta Besar Jerman untuk Indonesia di Kabupaten Minahasa, Kamis (27/1/2022).

Duta Besar Luar Biasa Jerman untuk Indonesia, Ms Ina Lepel dan Charge d' Affaires Kedutaan Besar Austria untuk Indonesia, Mr Philipp Rossl, dalam kunjungannya hadiri Peringatan Hari Holocaust Internasional. 

Mereka juga sekaligus meresmikan Museum Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue Minahasa, di Kelurahan Rerewoakan, Kecamatan Tondano Barat.

Dalam sambutannya, Bupati Royke Roring menyampaikan selamat atas Peringati Hari Holocaust Internasional.

Ia sekaligus memberikan apresiasi kepada umat Shaar Hashamayim Synagogue, yang telah mendirikan Museum Holocaust di Tanah Minahasa.

"Atas nama Pemerintah Kabupaten Minahasa, saya menyampaikan selamat merayakan Peringati Hari Holocaust Internasional bagi umat Shaar Hashamayim Synagogue di seluruh dunia, khususnya di Minahasa," ungkap Bupati Royke Roring.

Sementara itu, Wakil Bupati Robby Dondokambey berharap, dengan didirikannya Museum Holocaust ini, bisa menyatukan perbedaan antar umat umat beragama, khususnya di Minahasa.

"Harapannya, semoga toleransi antar umat beragama di Minahasa bisa kita jaga bersama, dalam Bingkai Bhineka Tunggal Ika," kata Wakil Bupati Dondokambey.

Sebelumnya, pendiri sekaligus Presiden Holocaust Shaar Hashamayim Synagogue, Mr Yaakov Baruch (Toar Jr Palilingan) menyampaikan, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menetapkan tanggal 27 Januari sebagai Peringatan Hari Holocaust Internasional. 

"Jadi, setiap tahun PBB meminta corps diplomatik atau para kedutaan besar untuk merayakan korban Nazi setiap tanggal 27 Januari. Karena 70 tahun lalu, ada pembebasan kamp konsentrasi Auschwitz oleh Tentara Merah (Amerika dan Rusia) pada tahun 1945," ungkap Rabi Yaakov.

Lanjut dia, tujuan pembangunan museum ini, untuk menunjukan kepada masyarakat Indonesia yang masih menyangkal dengan keberadaan Holocaust, bahwa ini pernah terjadi.

"Kenapa harus diperingati? Karena segala macam bentuk pembantai, kebencian dan rasisme itu tidak bisa benar.

Entah itu kebencian terhadap orang Yahudi, islam, kristen dan agama lain itu tidak benar. Dan itu harus diperangi karena itu musuh kita bersama, baik rasisme atau kebencian," jelas Rabi Yaakov.

Ia mengatakan, dibangunnya Museum Holocaust ini, untuk mengedukasi masyarakat Indonesia supaya tidak ada lagi hidup dalam sekat-sekat. 

"Kiranya sekat-sekat ini bisa dihancurkan dan kita hidup bersama dalam lingkar Negara Kesatuan Republik Indonesia," harapnya.

Kemudian, dia menjelaskan bahwa Museum Holocaust ini satu-satunya di Asia Tenggara dan kedua di Asia. 

"Museum ini dirancang untuk permanen, dan akan diisi dengan barang material yang lebih dari sekedar gambar. Dan dikemudian hari kita akan isi dengan barang-barang artefak bersejarah yang terikat dengan Holocaust. 

Seperti Gulungan Toubat yang selamat dari Holocaust, Piyama orang Yahudi, seragam Nazi dan barang bersejarah lainnya, untuk ditunjukkan bahwa Holocaust ini pernah terjadi. Dan itu fakta bukan hoax," pungkasnya. (Mjr) 

Kisah Hidup Dokter Cantik Viena Mengko, Kini Fokus Pekerjaan dan Keluarga

Polres Talaud Gelar Vaksinasi Massal Presisi bagi Warga

Kisah Wanita Sumbang Ginjal untuk Pacarnya, Ditinggalkan Kekasih Saat Sudah Sehat: Aku Tak Dendam

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved