Penanganan Covid
UPDATE Jumlah Kasus Covid-19 Varian Omicron di Indonesia Senin (10/1/2022), Total Ada 414 Kasus
Berikut ini update jumlah kasus Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta hingga Senin (10/1/2022) telah mencapai angka 414 kasus.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Berikut ini update jumlah kasus Covid-19 varian Omicron di DKI Jakarta hingga Senin (10/1/2022) telah mencapai angka 414 kasus.
Varian ini diyakini lebih cepat menular dibandingkan dengan varian yang sudah ada sebelumnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengumumkan, hingga Sabtu (8/1/2022), ada penambahan 75 kasus baru Covid-19 akibat penularan varian baru virus Corona B.1.1.529 atau Omicron.
Baca juga: Viral di Twitter Tagar #RIPIkatanCinta, Netizen Protes Keras Alur Cerita Sinetron Ikatan Cinta
Dengan demikian, total kasus Covid-19 akibat penularan varian Omicron di Indonesia mencapai 414.
"Secara keseluruhan selama Desember 2021 kasus konfirmasi Omicron sebanyak 136 orang, sementara pada tahun 2022 hingga 8 Januari sebanyak 278 orang," kata Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi, dalam keterangan tertulis dikutip dari laman resmi Kemenkes RI, Senin (10/1/2022).
Nadia mengatakan, dari 414 kasus Covid-19 dari varian Omicron, sebanyak 31 orang merupakan kasus transmisi lokal.
Kemudian, 383 orang merupakan pelaku perjalanan dari luar negeri.
"Selain itu, kebanyakan dari yang terinfeksi Omicron adalah mereka yang sudah divaksinasi lengkap," ujarnya.
Oleh sebab itu, Nadia meminta masyarakat untuk tidak melakukan perjalanan luar negeri, jika tidak untuk keperluan mendesak.
Ia mengatakan, kasus Covid-19 dari varian Omicron paling banyak berasal dari Turki dan Arab Saudi dan mayoritas pasien sudah divaksinasi dua dosis, naman tetap bisa menginfeksi.
"Artinya vaksinasi tidak menjamin seseorang terhindar dari virus Covid-19. Kita harus waspada, jangan sampai tertular. Wajib disiplin terapkan protokol kesehatan meski sudah divaksinasi, jangan sampai tertular dan menularkan," tuturnya.
Lebih lanjut, Nadia meminta pemerintah daerah untuk memperkuat kegiatan 3T (Testing, Tracing, Treatment), melakukan pemantauan apabila ditemukan klaster baru Covid-19 dan berkoordinasi dengan pemerintah pusat bila ditemukan kasus konfirmasi Omicron.
“Kita tidak boleh lengah, jangan sampai gelombang ketiga terjadi di Indonesia. Jangan sampai apa yang terjadi di India terjadi juga di Indonesia, dimana dalam 10 hari terakhir terjadi kenaikan tren kasus dari 6 ribuan menjadi 90 ribuan kasus konfirmasi omicron. Ini yang kita hindari," pungkasnya.