Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Bitung

Jisel dan Aifi, Anjing Pelacak dari Belanda yang Bakal Awasi Penyelundupan di Pelabuhan Bitung

Pada saat penyerahan, dilakukan simulasi pencarian tumbuhan dan satwa liar oleh dua ekor anjing pelacak.

tribunmanado.co.id/Christian Wayongkere.
Satgas Perlindungan, Pelestarian Tumbuhan dan Satwa Liar Kota Bitung menerima bantuan dua ekor anjing pelacak. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, ManadoSatuan tugas (Satgas) Perlindungan, Pelestarian Tumbuhan dan Satwa Liar Kota Bitung, menerima bantuan dua ekor anjing pelacak.

Penyerahan dua ekor tersebut, sudah dilakukan oleh BKSDA Sulut, Wildlife Conservation Society (WCS) dan Pusat Penyelamatan Satwa (PPS) Tasikkoki ke Satgas beberapa hari yang lalu di terminal penumpang Pelabuhan Samudera Bitung.

Pada saat penyerahan, dilakukan simulasi pencarian tumbuhan dan satwa liar oleh dua ekor anjing pelacak.

Pelacakan tersebut membuahkan hasil, mendapati tumbuhan dan satwa liar ada diselundupkan di bawah mobil yang terparkir di terminal penumpang pelabuhan Samudera Bitung.

Dea Tasirin tim leader anjing pelacak Wildlife Detection Dog mengatakan, dua ekor anjing pelacak tersebut bernama Jisel dan Aifi.

Jisel jenis German Shepherd umur empat tahun dan Aifi jenis Belgian Melanoa umur tiga tahun.

“Sudah dilatih menjadi anjing pelacak sejak masih berusia enam minggu,” tutur Dea Tasirin saat diwawancarai wartawan Minggu (19/12/2021).

Lanjut perempuan berambut panjang ini, kedua anjing pelacak berjenis kelamin betina, berasal dari organisasi pelatihan anjing pelacak di negara Belanda.

Nantinya dalam melakukan pelacakan, Jisel dan Aifi akan mencari tumbuhan dan satwa liar di kendaraan dan barang orang dengan protokol ketika mencari di kendaraan mesin hari mati dan di barang orang pemilik barang harus menjauh dari barang.

Dalam pencarian atau pelacakan, diberikan area misalnya kendaran satu sampai empat atau dipersempit.

lalu berputar beberapa kali disetiap kendaraan agar fokus, mencari secara umum dan kembali ke area yang buanya paling kuat.

“Anjing pelacak ini dilatih untuk mendeteksi bau, bekerjasama dengan BKSDA dan pusat penyelamatan satwa (PPS) Tasikoki diadakan sampel dari satwa yang akan dicari.

Misalkan sampel bulu, kuku, tinja dan lainnya,” terangnya. 

Dalam melatih dua ekor anjing pelacat itu, akan mengambil lokasi di beberapa pelabuhan di Kota Bitung terminal Tangkoko.

Dan nantinya pada bulan Januari atau Februari 2021 akan dilakukan ujian sertifikasi mendapatkan surat izin melaksanakan pelacakan satwa liar.

Halaman
123
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved