Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Tribun Manado Travel

Wisata Kuliner di Pantai Firdaus Kema Minut, Minum Kopi Sambil Dengar Cerita Kejayaan Portugis

Meja dan kursi ditaruh di atas pasir pantai yang putih. Beratapkan langit, ada lampu lampu yang digantung dan tampak indah kala malam hari.

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
tribunmanado.co.id/Arthur Rompis
Pantai Firdaus di Desa Kema, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara (Minut). 

Gereja itu kini beralih jadi gereja GMIM seiring dengan beralihnya warga Kema dari Katolik ke Protestan.

Max membeber, memori pembaptisan itu melekat di ingatan warga Kema. Pantai itu dinamakan Firdaus karena kenangan akan pembaptisan di situ.

"Mereka beranggapan pantai ini adalah berkat, sebagai bukti banyak sekali ikan yang merapat di sini pada waktu tertentu, hal itu terjadi hingga kini," kata dia.

Batu Nona di tanjung dekat pantai itu, ujar dia, memiliki nilai mistis di mata para pelaut zaman dulu.

"Batu itu muncul kala air surut dan hilang saat pasang. Nah, ada mitos bahwa keberuntungan datang pada siapa yang melihat batu itu. Mereka dipercaya akan selamat dalam pelayaran laut," ujar dia.

Nilai teologis yang berawal dari pantai itu kemudian tumbuh dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Ada warga yang beragama Kristen sebagai hasil pembaptisan Xaverius dan beragama Muslim sebagai buah karya para pedagang Arab.

"Kami semua bersaudara saling baku sayang. Kami sama sama Indonesia," kata dia. (Art)

Peringatan Dini Besok Senin 13 Desember 2021, BMKG: Berikut Daerah Waspada Hujan Lebat hingga Petir

Edaran Antisipasi Covid-19 Natal & Tahun Baru di Sulut, Kapasitas Gereja hingga Tak Ada Open House

Rita Maya Tamuntuan Rayakan HUT Ke-54, Gubernur Olly Dondokambey Beri Kejutan untuk Sang Istri

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved