Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Kapal Van der Wijck

7 Fakta Tenggelamnya Kapal Van der Wijck, Kisah Fiksi yang Kini Nyata, Bangkainya Sudah Ditemukan

Kapal Van der Wijk sebenarnya bukanlah fiksi. Kapal milik maskapai Belanda nyata ada dan kapal tersebut tenggelam di Perairan Lamongan pada tahun 1936

binnenvaart.eu
Kapal Van der Wijck yang tenggelam di perairan Brondong, Lamongan 1936 

Tim ekspedisi saat melakukan agenda eksplorasi kapal van der wijck di perairan Brondong, Lamongan.

Saat kapal tersebut tenggelam, warga yang tinggal di pesisir Pantai Brondong berusaha menyelamatkan para penumpang Kapal Van der Wijck.

Sebagai ucapan terimakasih kepada warga dan untuk mengenang tenggelamnya kapal mewah tersebut, Pemrintah Hindia Belanda mendirikan Monuman Van der Wijck.

Monumen berdiri kokoh di kawasan pantai berbentuk seperti pos pemantau setinggi 15 meter berwarna kuning dan biru.

Terdapat dua prasasti di dinding barat dan timur monumen. Prasasti terbuat dari pelat besi bertuliskan dalam bahasa Belanda dan Indonesia.

Monumen tersebut letaknya dekat dari Jalan raya baik yang menuju ke pelabuhan TPI Brondong atau jalan raya pantai utara tidak jauh dari kawasan Wisata Bahari Lamongan.

6. Lokasi dikenal angker

Tim dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Trowulan, Jawa Timur melakkan eksplorasi lanjutan Kapal Van der Wijck.

Eksplorasi tersebut resmi berakhir pada Minggu (17/10/2021).

Nelayan bernama Faizin (48), warga Desa Sedayulawas, Kecamatan Brondong, Lamongan itu turut menyelam di titik lokasi yang diduga menjadi tempat tenggelamnya kapal.

Ia mengatakan titik lokasi tenggelamnya kapal dikenal angker. Sehingga warga setempat, enggan dan tidak berani untuk menangkap ikan di sekitar lokasi.

"Itu daerah rawan (angker), belum tentu orang di Lamongan berani menyelam di situ. Sebab banyak hal-hal aneh yang dijumpai, yang itu kadang orang luar tidak percaya," ujar Faizin, Kamis (21/10/2021).

"Malah saya setelah penyelaman kedua dan lihat ikan barakuda seperti itu, hanya separuh dan tanpa ekor, saya kemudian takut kembali menyelam," tutur Faizin.

7. Bagian kapal tertutup peti

Faizin mengatakan ia dan tim sempat mengabadikan beberapa foto yang diperlukan.

"Kalau perabotannya apa saja belum tahu, yang kelihatan itu cuma peti-peti saja. Bagian-bagian kapal juga kelihatan, meski tertutup karang," kata Faizin.

Dari pengamatan sekilas yang dilakukan oleh Faizin ketika berada di bawah laut, ukuran panjang kapal yang tenggelam tersebut sekitar 125 meter.

Sedangkan lebar kapal diperkirakan mencapai 20 meter. Bangkai kapal terbuat dari besi, meski kebanyakan sudah tertutup oleh terumbu karang.

Menurut Nur Wachid, Ketua Rukun nelayan Blimbing, ia menyakini bila kapal yang tenggelam tersebut merupakan Van der Wijck, berdasar cerita tutur turun-temurun dari para sesepuh nelayan di kampungnya.

"Hanya masyarakat menyebut itu kapal Marena, bukan Van der Wijck," kata Nur Wachid.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bukan Kisah Fiksi, Ini 7 Fakta Kapal Van der Wijck yang Tenggelam di Perairan Lamongan Tahun 1936

Sumber: Kompas.com
Halaman 4/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved