Berita Sulut
Solar Menjadi Bahan Bakar Langka di Sulut, Ini Dampaknya bagi Pengusaha dan Sopir Truk
Kelangkaan solar ini berdampak terhadap para pengusaha, termasuk Pengusaha Air Mineral Dalam Kemasan (AMDK) Stella Kewo.
Penulis: Isvara Savitri | Editor: Rizali Posumah
Di lapangan para sopir truk sendiri berusaha menyiasati keadaan.
Karena tidak diperbolehkan membeli bahan bakar di Gorontalo, para sopir truk sudah menyediakan galon-galon berisi solar sebagai bekal jika harus mengisi bahan bakar di tengah jalan.
Untuk pendistribusian ke warung atau toko, para sopir truk akhirnya memilih menggunakan bahan bakar dexlite yang lebih mahal.
Kerugian ini tak hanya dirasakan oleh para pengusaha, tetapi juga sopir truk karena mereka kesulitan mencapai target pengantaran.
"Kalau target tidak tercapai otomatis insentif bagi para sopir truk juga berkurang," tutur Stella.
Untuk mengatasi hal tersebut, Stella mengaku pihaknya sedang menimbang-nimbang pendistribusian menggunakan kapal.
Stella berharap pemerintah bisa lebih memperhatikan penyediaan solar bagi para pengusaha dan masyarakat.
"Kan ada juga angkutan umum antar kota atau provinsi yang menggunakan solar seperti bus-bus besar. Kasihan juga kalau penumpang harus membayar biaya lebih dari biasanya," tutup Stella.(*)
• Bahan Bakar Solar Langka di Sulut, Pemprov Sulut Coba Kordinasi Lagi Pertamina
• Vaksinasi Covid di Kota Bitung, PT Sinar Pure Foods dan Lanud Sam Ratulangi Beri Sepatu Boots Gratis
• Sambut Era Kendaraan Listrik, PLN Bangun SPKLU Pertama di Sulawesi Tengah