Peristiwa G30S PKI
44 Tahun Rasakan Ketakutan, Ini Kisah Anak Petinggi PKI hingga Akhirnya Berani Tuliskan Nama Ayahnya
Seperti yang diketahui kisah G30S PKI menjadi peristiwa kelam di pemerintahan Presiden Soekarno.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Peristiwa G30S PKI 1965 memang tak akan mudah terlupakan.
Seperti yang diketahui kisah G30S PKI menjadi peristiwa kelam di pemerintahan Presiden Soekarno.
Terkait hal tersebut seorang anak petinggi PKI menceritakan kisah kelam pada waktu itu.
Baca juga: Kecelakaan Maut Tadi Pagi, Seorang Pengendara Motor Tewas, Korban Jatuh lalu Tertabrak Pemotor Lain
Baca juga: Kecelakaan Maut, Dua Orang Mahasiswa Tewas Mengenaskan, Mobil Tertabrak Kereta Api
Baca juga: Chord Gitar dan Lirik Lagu Buat Aku Tersenyum - Sheila on 7: Dapatkah Engkau Slalu Menjagaku
Dipa Nusantara Aidit (DN Aidit)
Inilah kisah dan sosok dari Ilham Aidit, anak dari Dipa Nusantara atau lebih dikenal DN Aidit.
Cerita Ilham Aidit mengurai bagaimana rasanya menjadi anak dari petinggi Partai Komunis Indonesia ( PKI), yang menjadi target utama militer saat pecahnya peristiwa G30S PKI 1965 silam.
Ilham Aidit menyisahkan kehidupannya ketika peristiwa kelam 30 September atau G30S PKI 1965 dan setelahnya.
Ia menceritakan kisah ketika ia berusia 6,5 tahun, tepat pada tahun G30S pecah.
Ilham menguraikan kisah perjalanan hidup saat sang ayah ditangkap dan diasingkan karena diduga sebagai dalang terjadinya tragedi kelam yang merenggut nyawa 7 Jenderal Angkatan Darat hingga sejumlah prajurit ABRI tersebut.
Hidup Ilham Aidit tidaklah senyaman seperti rakyat biasanya setelah peristiwa itu terjadi.
Kala itu ia telah melihat tulisan di dinding besar bertuliskan 'Gantung Aidit' seakan-akan sudah tahu jika kehidupannya ke depan akan sulit.
"Entah kenapa seperti ada yang berbisik pada waktu itu, kalau mulai dari hari ini hidup saya akan lebih sulit," kata Ilham Aidit menceritakan pada masa itu di Gedung Nusantara V DPR RI, Jakarta, Jumat (1/10/2010).
Melihat tulisan yang menyebut nama ayahnya, Ilham kecil langsung gemetar tubuhnya,
dan meyakinkan bahwa dirinya akan menjadi musuh negara.