Peristiwa G30S PKI
44 Tahun Rasakan Ketakutan, Ini Kisah Anak Petinggi PKI hingga Akhirnya Berani Tuliskan Nama Ayahnya
Seperti yang diketahui kisah G30S PKI menjadi peristiwa kelam di pemerintahan Presiden Soekarno.
"Padahal seminggu yang lalu bahkan sebulan sebelumnya saya sempat bertemu dan bermain dengan ayah saya (DN Aidit)," ungkapnya.
Namun, nasib baik masih berpihak kepadanya, ternyata masih ada orang yang mau mengangkatnya sebagai anak. Meski demikian, saat ia menempuh pendidikan SMP, banyak teman yang mengejek dirinya pakai kata 'Aidit gantung.'
Hal itu membuat dirinya marah dan kerap berkelahi. Hingga kemudian, ia dipanggil oleh Pastur di sekolahnya.
Pastur itu mengatakan, ia tahu latar belakang Ilham dan cerita masa lalunya.
"Ia mengamati raport saya setiap catur wulan selalu baik, dan ia menasehati saya banyak hal,"imbuhnya.
Setelah itu, ia mengaku berupaya keras untuk mengubur nama Aidit yang berada di belakangnya.
Bahkan setiap kali ia akan menulis nama, ia selalu berhenti lama dengan keraguan untuk menuliskan nama Aidit di belakangnya, tetapi hal tersebut selalu diurungkannya dan selalu berusaha menutup serapat-rapatnya.
"Kalau saat mengisi nama dalam kertas ujian, saya selalu lama menulis nama Aidit di belakang nama saya," katanya mengenang saat itu.
Setelah 44 tahun akhirnya pada tahun 2003, ia mulai bisa menuliskan nama lengkapnya Ilham Aidit setelah dirinya bergabung dalam Forum Silaturahmi Anak Bangsa.
DN Aidit, anggota dna Ketua Partai PKI. Disebut dalan peristiwa G30S PKI 1965. (kissanak.wordpress.com/suratkabar.id)
"Saat itu saya bergandengan dengan Amelia (Anak Jenderal Achmad Yani) dan saat itu Kompas menulis nama saya dengan lengkap. 'Itulah awal dari kehidupan yang baru," ungkap Ilham Aidit.
Soetanti sedang bertengkar dengan suaminya ketika malam 30 September 1965.
Tanti ketika itu ingin Aidit tetap di rumah dan tak mengikuti kemauan para penjemputnya. Meski demikian, Aidit tetap pergi.
Tiga hari setelahnya, Tanti meninggalkan rumah dan tiga anak lakinya.