Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Heboh

Perwira Polisi Berpangkat Ipda Meninggal di Panti Pijat, Fakta Baru Terungkap, Ternyata

Tak hanya rasa nikmat yang ditimbulkan saat proses memijat, pijat kaki seusai beraktivitas juga sangat bermanfaat.

Editor: Indry Panigoro
(SHUTTERSTOCK)
Ilustrasi garis polisi. 

Setelah itu, barulah darah bersih diedarkan ke pembuluh darah paru di jantung (arteri pulmonalis).

Ilustrasi garis polisi
Ilustrasi garis polisi (Tribunnewsbogor.com)

"Memijat bikin gumpalan darah di vena terlepas. Lalu ikut aliran darah kecil menuju kondisi emboli paru,” jelasnya.

Jika sudah demikian, pembuluh darah paru di jantung akan terhalang oleh gumpalan.

Akibatnya, seseorang bisa tiba-tiba sesak napas layaknya serangan jantung, kata Achmad.

“Kasus ini risiko kematiannya hingga 80 persen,” tandasnya.

Kondisi tersebut harus lekas ditangani karena tergolong kasus gawat darurat.

Namun sayang, tingkat keberhasilan dari operasi juga hanya berkisar pada 20 persen.

Penanganan ini dipersulit oleh pembuluh darah paru yang punya banyak cabang.

“Pembuluh darah paru dibuka satu-satu untuk cari gumpalan di mana. Baru bisa dibuang,” ujar Achmad.

Oleh karena itu, dia benar-benar melarang pijat bagi pasien varises.

Pasien varises lebih dianjurkan untuk mengonsumsi makanan kaya vitamin E.

“Kandungan antioksidan bisa bantu meregenerasi vena yang yang melebar supaya kembali ke posisi semula,” pesannya.

berita polisi

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com

Artikel ini telah tayang di BangkaPos.com dengan judul Perwira Polisi Berpangkat Ipda Meninggal di Panti Pijat, Begini Kondisinya Saat Ditolong Karyawan, https://bangka.tribunnews.com/2021/08/28/perwira-polisi-berpangkat-ipda-meninggal-di-panti-pijat-begini-kondisinya-saat-ditolong-karyawan?page=all

Sumber: Bangka Pos
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved