Berita Minahasa Utara
Minahasa Utara Masih Dihantui Kasus Stunting, Penanganan Dimulai dari Kalangan Remaja Perempuan
Intervensi ini dilakukan karena remaja puteri memiliki risiko sepuluh kali lebih besar menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
“Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal kehidupan setelah lahir, tetapi baru tampak setelah anak berusia 2 tahun,” ujar Larobu.

Kepala Dinas Kesehatan Minahasa Utara Youce RB Togas turut membawakan materi dalam webinar ini.
Ia mengangkat tema “Kualitas Remaja Menjadi Kunci Cegah Stunting”.
Togas memaparkan beberapa program pencegahan dan penanggulangan stunting yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Utara.
Kepada ibu hamil dilakukan intervensi berupa pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK dan ibu hamil kurang mampu, pemberian suplementasi tablet tambah darah, serta pemeriksaan kehamilan.
Untuk ibu menyusui dan balita 0-23 bulan, intervensi dilakukan dengan pelaksanaan promosi dan konseling menyusui, pelaksanaan promosi dan konseling PMBA.
Juga dilakukan pemberian makanan tambahan pemulihan bagi balita kurus, pemantauan dan pertumbuhan balita, pemberian kapsul vitamin A dan zinc untuk pengobatan diare, pencegahan kecacingan, dan tata laksana gizi buruk.
Untuk remaja putri, intervensi dilakukan dengan pemberian tablet tambah darah.
Intervensi ini dilakukan karena remaja puteri memiliki risiko sepuluh kali lebih besar menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra.
Hal ini karena remaja putri mengalami menstruasi setiap bulan dan sedang dalam masa pertumbuhan sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak.
Togas menekankan bahwa stunting adalah permasalahan yang tidak bisa selesai dengan satu cara.
Butuh penyelesaian dan peran dari segala tingkatan, terutama dengan meningkatkan kualitas remaja puteri yang kelak akan melahirkan generasi selanjutnya.
Ia pun mengungkapkan pentingnya peran remaja sebagai kunci pencegahan stunting.
“Selain menjaga pola hidup, mengonsumsi makanan sehat, vitamin dan zat besi, peran remaja dalam pencegahan stunting juga berfokus pada tiga hal, yakni edukasi, inovasi, dan implementasi,” kata dia.
Adapun penyebaran informasi melalui webinar ini telah menjangkau 245 orang, baik melalui media Zoom maupun Youtube.