Penanganan Covid
Sulut Krisis Stok Darah, Donor Turun Drastis di Masa Pandemi Covid 19
Provinsi Sulut krisis darah. Stok kebutuhan darah harian rata-rata hanya bisa dipenuhi kurang dari 50 persen saja.
Penulis: Ryo_Noor | Editor: Chintya Rantung
"Di sini mungkin masih banyak takut jarum, tapi di tempat lain bisa, kita di sini tidak bisa," ungkapnya.
dr Telew pun membeber database PMI, orang pernah mendonorkan darah itu ada 50.000 orang.
Tiap 2 bukan, pendonor sudah bisa melakukan donor kembali
Semisal kebutuhan itu 3.000 kantong sebulan
Harusnya tidak harus 50.000 pendonor Aktif untuk memenuhi kebutuhan darah
"Sekitar 10.000 saja pendonor aktif. Tiap bulan gantian mendonorkan darah maka kebutuhan sudah tercukupi," ungkapnya.
Jadi pertanyaan kenapa tidak bisa melestarikan atau donor teratur?
dr Telew membeber dari pengalaman donor, ada pendonor uang sudah sering donor, tapi saat perlu darah tidak ada stok. Akhirnya yang pendonor ini jadi donor pengganti, nanti donor kalau ada yang minta. Beda dengan donor sukarela tiap dua bulan donor.
"Kalau donor akrif, tiap 2 bulan donor, saya tidak peduli darah saya di kasih ke siapa. Yang penting darah tersedia," ujarnya
Ia menjelaskan, darah itu disumbangkan atau tidak tiap dua bulan dibongkar. Menjadi pewarna kotoran. Daripada dibongkar lebih baik dikasih ke orang membutuhkan, meski begitu mungkin belum bisa mengungkit keinginan baik agar orang mendonorkan darah.
Mungkin sebagian orang mendonorkan darah meminta penghargaan lebih, PMI tidak bisa penuhi karena akan jadi beban PMI. Sementara PMI ini swasta satu satunya organisasi non pemerintah kerja di bidang kemanusiaan. (ryo)
Baca juga: Prihatin Kasus Asusila Saudara Kandung di Bolmong, Bupati Minta Orang Tua Awasi Anak-anak
Baca juga: DP3A Bolmong Dampingi Kasus Asusila Saudara Kandung di Lolak
Baca juga: Disdik Bolmong dan BPOM Manado Awasi Jajanan di Sekolahan