Bacaan Alkitab
Bacaan Alkitab Senin 12 Juli 2021, 1 Tesalonika 5:13 : Hidup Rukun dan Damai
"dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain."
TRIBUNMANADO.CO.ID - Alangkah bahagianya, hidup rukun dan damai. Di dalam persaudaraan. Bagai minyak yang harum.." demikian penggalan syair lagu ciptaan Pastor Marcel Rarun, MSC, yang meninggal beberapa hari lalu di usia 81 tahun.
Syair lagu ini tentu terinspirasi dan bersumber dari Mazmur 133:1-3 serta beberapa bagian firman Tuhan lainnya. Intinya kita diajarkan untuk hidup berdampingan yang saling menghormati, menghargai, rukun dan damai.
Kita hidup bersama dan bersama-sama hidup baik dalam damai, sukacita dan rukun dengan sesama manusia. Bukan hanya dengan orang seiman, tapi semua orang.
Jelas sekali nasihat Rasul Paulus kepada jemaat Tesalonika agar mereka memelihara cara hidup yang menghormati dan menghargai pemimpin, serta hidup damai dan rukun bersama semua orang.
Sebab dari cara hidup seperti ini akan terpancar berkat Tuhan baik bagi diri sendiri maupun dalam rangka tumbuh bersama orang-orang lain di sekitar kita.
Demikian Firman Tuhan hari ini. "dan supaya kamu sungguh-sungguh menjunjung mereka dalam kasih karena pekerjaan mereka. Hiduplah selalu dalam damai seorang dengan yang lain." (ayat 13)
Rasul Paulus melihat praktik hidup jemaat mula-mula khususnya di Tesalonika, yang mulai ada gesekan baik sesama mereka, dengan orang lain di sekitarnya, maupun dengan para pemimpin dan hamba Tuhan. Paulus ingin persoalan itu tidak terjadi agar tidak menghalangi pemberitaan firman Tuhan.
Justeru mereka harus berdampingan hidup damai dan rukun bersama semua orang.
Dengan demikian mereka menjadi teladan dan surat Kristus yang terbuka kepada semua orang. Itulah kesaksian hidup Kekristenan yang benar.
Sebab orang Kristen harus mengasihi semua orang. Karena itu dia harus hidup rukun dan damai bersama semua orang. Tanpa kecuali. Itulah penginjilan kontekatual.
Orang Kristen hidupnya harus membawa damai kepada dunia ini, sebagaimana Kristus datang untuk mendamaikan kita umat-Nya.
Sebab kita adalah anak-anak Terang. Maka hendaklah kehadiran kita di mana saja berada harus mendatangkan syalom, damai, sukacita sehingga kita menjadi berkat bagi semua orang di mana saja berada.
Bukan sebaliknya. Menjadi batu sandungan bagi orang lain karena kehadiran kita yang membawa bahkan menjadi sumber pertikaian, permusuhan, kehancuran dan kebencian.
Orang yang hidup dalam kebencian dan permusuhan, janganlah mengaku Kristen. Sebab itu bukanlah dari ajaran Kristus. Itu adalah musuh Kekristenan.
Jadi kejahatan, permusuhan, kebencian serta perbuatan dursila lainnya, dikatakan saja tidak boleh. Apalagi dilakukan oleh orang Kristen.