Tan Malaka
Kisah Tan Malaka, Pilih Membujang Sampai Akhir Hidup: Perkawinan Membelokan dari Perjuangan
Tan Malaka dikabarkan hidup membujang hingga akhir hayatnya. Ia dikenal sebagai seorang revolusioner yang kesepian.
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rhendi Umar
Dalam bukunya ‘Tan Malaka: Gerakan Kiri dan Revolusi Indonesia’ Harr menuliskan pernyataan SK Trimurti, istri Sajoeti Melik mengenai Tan Malaka dan alasannya tak pernah menikah hingga akhir hayat.
"Ia (Tan Malaka) tidak kawin karena perkawinan akan membelokannya dari perjuangan."
"Ia bersikap penuh hormat terhadap perempuan. Ia juga tak pernah berbicara tentang perempuan dalam makna seksual. Dari sudut ini, ia seorang yang bersih," kata SK Trimurti.
Menurut Harry A Poeze, setidaknya ada empat wanita yang sempat singgah di hati Tan Malaka.
Perempuan-perempuan tersebut yakni Syarifah Nawawi, Fenny Struijvenberg, Carmen, AP, dan Paramitha Abdurrachman.
Syarifah Nawawi adalah teman sekelas Tan Malaka waktu bersekolah di Bukittinggi.
Sementara Fenny Struijvenberg adalah gadis Belanda, mahasiswi kedokteran yang kerap datang ke kosnya waktu Tan bersekolah di Belanda.
Lalu Carmen, ia adalah gadis Filipina yang sempat dekat dengan Tan Malaka saat pelarian Tan di Filipina.
Dan yang terakhir adalah Paramitha Abdurrachman, Paramitha dikenal Tan saat dirinya pertama kali muncul lagi ke publik pada tahun 1945.
Karya
Tan malaka dikenal sebagai tokoh pejuang yang gemar menulis. Berikut karya-karya Tan Malaka sebagaimana yang dikuti dari TribunnewsWiki.
Parlemen atau Soviet (1920)
SI Semarang dan Onderwijs (1921)
Dasar Pendidikan (1921)
Tunduk Pada Kekuasaan Tapi Tidak Tunduk Pada Kebenaran (1922)
Naar de Republiek Indonesia (Menuju Republik Indonesia) (1924)
Semangat Muda (1925)
Massa Actie (1926)
Local Actie dan National Actie (1926)
Pari dan Nasionalisten (1927)
Pari dan PKI (1927)
Pari International (1927)
Manifesto Bangkok (1927)
Aslia Bergabung (1943)
Muslihat (1945)
Rencana Ekonomi Berjuang (1945)
Politik (1945)
Manifesto Jakarta (1945)
Thesis (1946)
Pidato Purwokerto (1946)
Pidato Solo (1946)
Madilog (1948)
Islam dalam Tinjauan Madilog (1948)
Gerpolek (1948)
Pidato Kediri (1948)
Pandangan Hidup (1948)
Kuhandel di Kaliurang (1948)
Proklamasi 17-8-45 Isi dan Pelaksanaanya (1948)
Dari Pendjara ke Pendjara (1970). (*/Tribun Manado)
SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUNMANADO OFFICIAL: