Tan Malaka
Kisah Tan Malaka, Pilih Membujang Sampai Akhir Hidup: Perkawinan Membelokan dari Perjuangan
Tan Malaka dikabarkan hidup membujang hingga akhir hayatnya. Ia dikenal sebagai seorang revolusioner yang kesepian.
Penulis: Rizali Posumah | Editor: Rhendi Umar
Ia masuk sekolah guru di sana. Lalu atas nasehat guru Belandanya, Tan dikirim ke Belanda untuk bersekolah selama enam tahun.
Di Belanda, Tan malah larut dalam gerakan kaum kiri. Ia tertarik pada Revolusi Oktober di Rusia dan giat membaca buku-buku Marxis.
Tahun 1919, Tan kembali ke Indonesia. Dari Sumatera, kemudian ke Jawa. Di Jawa rekan seideologinya, Semaun memintanya membuka sekolah di Semarang.
Tahun 1921, Tan diangkat menjadi ketua Partai Komunis Indonesia (PKI). Akibat aktivitas politiknya itu, setahun kemudian Pemerintah Hindia Belanda mengusirnya dari Indonesia.
Tan lalu memutuskan untuk kembali ke Belanda dan bergabung bersama Partai Komunis di sana.
Ia bahkan nyaris terpilih masuk parlemen Belanda sebagai wakil partai.
Tahun 1923 Tan menghadiri Kongres IV Komintern (Aosiasi Komunis Internasional) di Moskow.
Dalam kongres ini ia mengeritik sikap Komintern yang anti Pan-Islamisme.
Ia mengajak agar kaum komunis mau bekerja sama dengan kelompok-kelompok muslim.
Oleh Komintern, Tan kemudian diangkat sebagai wakil Komintern untuk wilayah Asia Tenggara dan bermarkas di Kanton, Cina. Tahun 1925 Tan pindah ke Manila.
Sementara hubungannya dengan kawan-kawan Partai Komunis di Indonesia semakin renggang, Tan sering bersilang pendapat dengan para pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI).
Saat para petinggi PKI merencanakan revolusi melawan pemerintahan Hindia Belanda, Tan menentang mereka.
Ia menyebut rencana itu terlalu dini dan diramalkan bakal gagal.
Sialnya, setelah pemberontakan pada tahun 1926-1927 gagal totol, Tan Malaka malah dipersalahkan oleh PKI. Sejak itu, tokoh penting komunis di Asia Tenggara ini pun meninggalkan PKI.

Tahun-tahun berikutnya adalah masa-masa sulit bagi Tan Malaka. Ia bekerja sebagai guru di beberapa tempat seperti di China dan Hongkong.