Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Waisak di Sulut

Kisah Biksu Thailand di Manado, Belajar Bahasa Kawanua dan Makan Pedas, Doakan Kerukunan di Manado

Di Manado, hari raya Waisak biasa dirayakan umat Buddha di Vihara Dhammadipa yang berlokasi di jalan Sudirman. 

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Rizali Posumah
TRIBUNMANADO/ANDREAS RUAUW
Suasana perayaan Waisak di  Vihara Dhammadipa  Selasa (29/5/2018). 

Chanpatan mengatakan, akan berada di Manado selama beberapa hari.

Ia tiba di Manado pekan lalu, dan akan balik Thailand pada hari Rabu atau sehari setelah Waisak.

Sehari berada di Manado, ia bertemu kembali dengan umat yang terakhir ditemuinya setahun lalu.

Baginya itu ibarat reuni. Ia merasa senang.

"Umat di Manado baik," kata dia.

Tak hanya dengan umat, ia pun kembali berjumpa dengan makanan Manado.

Tak hanya dengan umat, ia pun kembali berjumpa dengan makanan Manado. Kendati hanya makan sayur, namun dia bisa menyimpulkan masakan Manado itu pedas. "Keras masakan Manado," kata dia sambil memonyongkan bibirnya mirip orang kepedasan.

 Pertama kali datang di Manado lima tahun lalu, ia mengaku tak bisa berbahasa Indonesia, apalagi Melayu Manado.

Kini, ia sudah bisa berbahasa Manado meski dengan kosakata yang terbatas.

Para umat, akunya, adalah gurunya.

Keahliannya berbahasa Manado meningkat pesat lewat komunikasi yang intens dengan umat.

"Saya belajar sendiri," ujarnya.

Dikatakannya, bahasa di asia tenggaga berakar dari bahasa Sansekerta.

Hingga, ada kemiripan kata atau bunyi diantara bahasa - bahasa yang berbeda itu.

Selama di Manado, Chanpatan bersama biksu lainnya tinggal di bangunan lantai dua vihara.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved