Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Jejak Tokoh

Namanya Diusulkan Alumni FK Unsrat Jadi Nama RSUD Provinsi Sulut, Ini Jejak Arnold Mononutu

Ada tiga sosok nama yang diusulkan yakni Prof Arnold Mononutu, dr Marie Thomas dan Prof Dr DS Kapoyos.

ryo noor/tribun manado
RSUD Provinsi Sulut. Tiga nama diusulkan menjadi kandidat nama RSUD Provinsi Sulut yakni Prof Arnold Mononutu, dr Marie Thomas dan Prof Dr DS Kapoyos. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, Manado - Sejumlah alumni Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) mengusulkan tiga kandidat nama sosok untuk dijadikan nama RSUD Provinsi Sulut.

Rumah sakit ini berada di Jalan Bethesda, Kota Manado, Sulawesi Utara.

Ketiga sosok dimaksud yakni Prof Arnold Mononutu, dr Marie Thomas dan Prof Dr DS Kapoyos.

Usulan itu disampaikan sejumlah dokter senior sekaligus alumni FK Unsrat di Gedung DPRD Sulut, Selasa (4/5/2021) lalu.

Alasan mereka mengusulkan, hingga saat ini RSUD Provinsi Sulut belum memiliki nama resmi.

Sementara ketiga sosok kandidat yang mereka usulkan dinilai banyak berjasa bagi Sulut, terutama di bidang kesehatan.

Lalu siapakah Prof Arnold Mononutu?

Arnold Mononutu (ketiga dari kanan), Mohammad Hatta (kedua dari kanan), dan Sultan Hamengku Buwono IX (kanan) meninjau parade militer di Yogyakarta pada tanggal 20 Februari 1948.
Arnold Mononutu (ketiga dari kanan), Mohammad Hatta (kedua dari kanan), dan Sultan Hamengku Buwono IX (kanan) meninjau parade militer di Yogyakarta pada tanggal 20 Februari 1948. (IPPHOS)

Dikutip dari beberapa sumber, ia memiliki nama panjang Arnoldus Isaac Zacharias Mononutu.

Lahir di Manado, 4 Desember 1896.

Arnold Mononutu adalah sosok yang pertama kali mengumumkan nama Batavia menjadi Jakarta.

Ayahnya adalah elite Minahasa yang bekerja sebagai pegawai keuangan pemerintah Hindia Belanda.

Arnold Mononutu mendapat banyak kesempatan mengenyam pendidikan sejak muda.

Tamat dari Hollandsch-Inlandsche School (HIS), ia melanjutkan ke Middelbare Handels School di Jakarta hingga 1920.

Ia kemudian ke Belanda untuk studi perbandingan kesusastraan Inggris, Belanda dan Prancis (1920-1924).

Juga belajar di Akademi Hukum Internasional di Vradespaleis, Den Haag.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved