Pandemi Covid 19
Pandemi Covid-19 di India Kian Mengkhawatirkan, Bantuan Mulai Berdatangan
Di New Delhi, sebuah lapangan parkir diubah menjadi krematorium di mana warga mengatakan mereka tidak pernah melihat fenomena seperti ini.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Di kala India terus membukukan rekor baru virus Covid-19 dengan sistem perawatan kesehatan yang hampir ambruk, bantuan luar negeri mulai berdatangan.
Dua pesawat Rusia yang membawa peralatan medis tiba di ibu kota New Delhi, Kamis (29/4/2021).
Kedatangan mereka menyusul kedatangan bantuan serupa dari Inggris pada malam sebelumnya.
Mengutip warta VOA Indonesia, Menteri Luar Negeri India Harsh Vardhan Shringla mengukuhkan kedatangan bantuan dari Rusia dan Inggris.
Ia mengatakan, bantuan dari Inggris mencakup sejumlah konsentrator oksigen dan ventilator, sementara bantuan dari Rusia berupa peralatan penghasil oksigen.
Menurut, Shringla, Rusia juga menyumbangkan Favipiravir, obat antivirus untuk pengobatan Covid-19.
Rekor Baru
India mencetak rekor global baru, Kamis, dengan ditemukannya 375.000 kasus baru.
Sejauh ini India melaporkan lebih dari 18,3 juta kasus, dan posisinya dalam jumlah kasus hanya di belakang Amerika Serikat.
Kementerian kesehatan India melaporkan 3.645 kematian dalam periode 24 jam terakhir, sehingga menjadikan total kematian di India 204.832.
Tumpukan kayu bakar yang digunakan di berbagai krematorium di India menunjukkan bagaimana hampir 200.000 orang telah meninggal akibat virus corona.
Di New Delhi, sebuah lapangan parkir diubah menjadi krematorium di mana warga mengatakan mereka tidak pernah melihat fenomena seperti ini.
Banyak keluarga di rumah sakit, seperti di Bareilly, berdebat dengan perawat dan dokter ketika orang-orang yang mereka kasihi sekarat karena ketidaktersediaan oksigen.
Banyak pakar meyakini jumlah kasus dan jumlah kematian sesungguhnya lebih besar dari yang tercatat, namun tidak ada perkiraan yang pasti.
Lonjakan baru-baru ini sebagian didorong oleh varian baru virus corona, pertemuan publik massal seperti demonstrasi politik dan acara keagamaan yang diizinkan untuk dilanjutkan.
Belum lagi sikap teledor para pemimpin yang sudah menggembar-gemborkan kemenangan atas virus tersebut sebelum waktunya.
India bersiap menjalankan program vaksinasi untuk semua orang dewasa pada Sabtu mendatang.
Presiden Amerika Joe Biden mengatakan telah berbicara dengan Perdana Menteri India Narendra Modi, Senin (26/4/2021) lalu.
Ia mengatakan, Amerika akan segera mengirim serangkaian besar bantuan khusus yang dibutuhkan negara itu.
“Kami mengirim suku cadang mekanis yang sangat dibutuhkan untuk piranti pembuatan vaksin,” kata Biden.
“Kami juga membahas dan saya sudah membahas sebelumnya dengan Perdana Menteri Modi, soal kapan kami dapat mengirim vaksin ke India. Saya berniat melakukan hal ini,” jelasnya.
Biden mengatakan, Amerika perlu segera memastikan bahwa vaksin-vaksin lain, seperti Novavax yang telah disetujui untuk digunakan, dan membaginya dengan negara-negara seperti India, yang sangat membutuhkannya.
Pentagon Mobilisir Pengiriman Bantuan
Juru Bicara Departemen Pertahanan John Kirby mengatakan, Pentagon sedang memobilisasi pengiriman bantuan untuk India itu.
“Departemen Pertahanan bekerja sama erat dengan badan-badan lain di Amerika untuk segera mengirimkan oksigen dan piranti yang terkait dengan hal itu, uji medis cepat Covid-19, perlengkapan perlindungan pribadi APD dan bahan-bahan penting lain yang dibutuhkan mitra-mitra kita di India,” jelasnya.
Ditambahkannya, Amerika juga akan menyediakan dukungan bagi petugas kesehatan India di garis depan.
Aktivis HAM Serukan Penangguhan HAKI
Seiring lonjakan dramatis kasus Covid-19 di India, aktivis-aktivis HAM mengatakan dalam pertemuan mereka minggu depan, mereka akan mendesak anggota-anggota Organisasi Perdagangan Dunia WTO guna menghapus untuk sementara waktu, hak atas kekayaan intelektual.
Ini penting agar lebih banyak negara memiliki akses pada vaksin Covid-19.
Sarah Holewinski di Human Rights Watch mengatakan, “Tetapi tentu saja pemerintahan Biden akan berada dalam posisi - 'ini krisis... India kini memiliki lebih dari 300.000 kasus baru setiap hari, kami akan menangguhkan untuk sementara waktu hak atas kekayaan intelektual dan memastikan mereka dapat memproduksi sebanyak mungkin vaksin.”
Pakar lain mengatakan krisis di India ini menuntut tanggapan global, seperti bantuan medis dari Inggris, yang mulai tiba di New Delhi.
Brian Katulis di Center for American Progress mengatakan, “Negara-negara lain di Eropa dan China perlu membantu India mengatasi krisis ini, karena akan ada jumlah kematian yang mengerikan akibat pandemi ini.”
Para analis mengatakan, gambaran mengejutkan di India saat ini mungkin akan mengubah pandangan soal bagaimana membagi vaksin dan obat-obatan yang dapat menyelamatkan jiwa lainnya.
115 Orang Meninggal Tiap Jam
Kementerian Kesehatan India mengatakan sekitar 115 warga meninggal setiap jam akibat virus mematikan itu.
Keluarga salah seorang korban Covid-19, Nishant Wadhwan, mengatakan, “Delapan puluh persen kematian terjadi karena kelalaian medis.”
“Yang saya lihat, kita sedianya dapat menyelamatkan mereka. Mereka sudah berada di rumah sakit tetapi tidak mendapat perawatan yang memadai karena ketidaktersediaan oksigen, obat-obatan, jarum suntik. Orang-orang sekarat di sana,” lanjud dia.
Kawasan pemakaman dan krematorium di New Delhi kini diberi pembatas dengan batu bata merah untuk mengatur antrean keluarga yang membeludak.
Bantuan medis pertama dari Inggris tiba hari Selasa. Bantuan ini mencakup ventilator dan konsentrat oksigen.
Amerika, Jerman, Israel dan Pakistan juga telah menjanjikan bantuan medis bagi India. (*)
Baca juga: Gletser Dunia Mencair Lebih Cepat, Rata-rata 267 Miliar Ton Es per Tahun
Baca juga: Larangan Mudik Lebaran, Kadishub Sulut Bantah Bandara dan Pelabuhan Ditutup, Ini Penjelasannya
Baca juga: Ngeri Dengan Gelombang Kedua Kasus Covid-19 di India, Wali Kota Vicky Lumentut Instruksikan Ini