Hikmah Ramadhan
Bulan Solidaritas
Penulis adalah dosen Hadis/Ilmu di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado. Sekaligus anggota Komisi Fatwa MUI Sulut.
Oleh: Dr Muhammad Tahir Alibe M.Th.I
Dosen Hadis/Ilmu di Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Manado. Anggota Komisi Fatwa MUI Sulut.
NABI SAW menyebut bulan Ramadhan sebagai bulan penuh berkah.
Itu karena keberkahannya, napas dianggap sebagai tasbih. Tidur dianggap ibadah.
Amal ibadah fardhu ataupun sunnah serta bacaan al-Qur’an dilipatgandakan oleh Allah swt.
Selain Nabi saw menyebut bulan ini bulan penuh berkah, Nabi saw pun menyebutkan sebagai bulan Rahmat.
Oleh karena itu dibulan ini kita arah kembali rasa kepedulian, solidaritas kita, kasih sayang kita pada bulan Ramadhan.
Dianjurkan untuk menyayangi anak yatim. Sebab ia telah kehilangan rasa kasih sayang sejak kecil karena ditinggal mati oleh orangtuanya.
Menyayangi yang muda agar mereka tidak merasa kehilangan rasa kasih sayang dan tidak mencari tempat lain yang justru membuatnya terjerumus dalam kemaksiatan.
Dianjurkan untuk memberi bantuan kepada saudara-saudara kita yang kurang mampu, faqir miskin.
Bulan Ramadhan adalah bulan solidaritas sosial. Ia hadir kepada kita ketika rasa kasih sayang sangat sulit ditemukan ditengah masyarakat.
Pada bulan ini seorang anak menjalin kasih sayang dengan orangtuanya, hubungan yang terputus kita jalin kembali.
Ikatan hati yang hancur diperbaiki kembali di bulan ini. Bulan Ramadhan adalah bulan kasih sayang.
Di antara akhlak yang sangat penting di tengah masyarakat sosial adalah rasa kasih sayang.
Untuk alasan ini Nabi saw di utus di tengah masyarakat yang gersang dengan kasih sayang.
Baca juga: Yuk Kita Maknai Hari Bumi di Desa Wisata
Allah swt berfirman: kami tidak mengutusmu, kecuali rahmat untuk semesta alam (Qs. Al-Anbiya:107).