Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Terkini Nasional

Proyek Soeharto 'Dihabisi' KKB Papua, Padahal Sukses Antarkan Ekonom AS Raih Nobel

Soeharto mengunstruksikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk membangun sekolah-sekolah dasar di seluruh Indonesia menggunakan dana APBN.

Editor: Rhendi Umar
Kolase Foto Tribunmanado/Istimewa
Proyek Soeharto 'Dihabisi' KKB Papua, Padahal Sukses Antarkan Ekonom AS Raih Nobel 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Seorang guru bernama Oktovianus Rayo di Kampung Julukoma, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak ditembak Kelompok kriminal bersenjata ( KKB) pimpinan Sabinus Waker.

Selain penembakan yang menewaskan Oktovianus, KKB juga merusak tiga sekolah di Distrik Beoga.

Kepala Dinas Pendidikan, Perpustakaan, dan Arsip Daerah (DPPAD) Provinsi Papua Christian Sohilait mengatakan, tiga sekolah itu adalah SD Inpres Beoga, SMPN 1 Beoga, dan SMAN 1 Beoga.

Menurutnya, guru yang tewas ditembak itu tinggal di kompleks SD Inpres Beoga, SMPN 1 Beoga, dan SMAN 1 Beoga.

SD Inpres sendiri merupakan salah satu program kebijakan pendidikan di rezim Orde Baru.

Proyek TMII atau Taman Mini Indonesia Indah, adalah proyek yang lahir dari gagasan Ibu Tien Soeharto.
Proyek TMII atau Taman Mini Indonesia Indah, adalah proyek yang lahir dari gagasan Ibu Tien Soeharto. (Foto Okezone/Istimewa)

Saat itu, Soeharto mengunstruksikan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan untuk membangun sekolah-sekolah dasar di seluruh Indonesia menggunakan dana APBN.

Proyek SD Inpres sering disebut sebagai 'sekolah kecil' yang disediakan bagi anak-anak golongan kedua.

Yakni untuk anak-anak di daerah terpencil dan kawasan perkotaan yang penduduknya berpenghasilan rendah.

Meski didasarkan dari niat mulia, awal proyek SD Inpres tak luput dari masalah.

Masalah tersebut yakni terkendala ketersediaan guru-guru yang mau ditempatkan di daerah terpencil.

Selain itu, masalah kualitas guru yang hanya lulusan SPG juga memiliki kualitas rendah jika dibanding dengan lulusan IKIP.

Kebijakan SD Inpres ini bertahan selama beberapa dekade.

Berkat keberhasilan program ini meskipun keberhasilan itu berarti adanya pemberian kesempatan belajar dengan kualitas seadanya, Presiden Soeharto memperoleh penghargaan Avicenna Award dari UNESCO pada tahun 1993.

Bahkan program SD Inpers untuk mengentaskan kebodohan ini mampu membawa ekonom AS meraih nobel ekonomi.

Dia adalah Esther Duflo, dia adalah seorang profesor di Massachusetts Institute of Technology, begitu juga suaminya yang terlahir di Mumbai, Banerjee.

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved